Sunday 10 January 2016

Mengejar Matahari Di Antara Pasir Berbisik Gunung Bromo

Puncak Bromo, salah satu bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang letaknya melingkupi beberapa kabupaten di Jawa Timur yaitu Kabupeten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo ini tentu sangat familiar bagi para traveller. Apalagi saat beberapa minggu terakhir media intens memberitakan tentang kepulan asap dari puncak kawahnya hingga  gunung bromo ditetapkan berstatus siaga, efeknya membuat badara Abdul Rahman Saleh Malang beberapa kali menghentikan kegiatan penerbanganannya. Dan karenanyalah terbuka file foto beberapa bulan lalu di Bromo kemudian muncul semangat  menuliskan pengalamanku ketika di Bromo 16 Agustus 2015 silam.

Bisa dibilang ini salah satu perjalananku yang sangat amat berantakan dan kurang menyenangkan. Rasanya I've got nothing in this trip, jadi bikin males awalnya untuk ditulis. Jadi ceritanya ini adalah perjalanan pertamaku dan kedua temenku Vhio dan Uus ke Bromo.  Karena sama - sama belom tau tapi pengen banget kesana dengan aman dan tenang, maka setelah melakukan serangkaian browsing dan diskusi jarak jauh selama berhari - hari akhirnya kita putuskan  ikut open trip. Alasannya sie biar kita gak ribet udah ada yang urus dan ngarahin di perjalanan. Eh dan tentu saja lebih hemat karena kita cuma jalan bertiga. dan terpilihlah salah satu travel agent yg ngadain open trip di tanggal itu. dan ditentukan meeting point di Malang Kota.

Setelah perjalanan menembus macet dari Madiun ke Malang
Ngeksis biar nggak ngantuk nunggu jemputan di Legend Coffe Malang

15 Agustus sore aku berangkat dari gresik menuju malang dengan bus yang penuh sesak dan harus oper bus dulu di terminal bungur asih surabaya. ya maklum sie soalnya naiknya aku bus ekonomi dan itu long weekend, secara hari senin 17 agustus tanggal merah. Jadi ini bukan masalah besar buatku. Berbeda dengan dua temenku dari Madiun yang memilih naik travel demi alasan kenyamanan. Kita bertiga janjian di Legend Coffe Malang untuk dijemput Travel Agent-nya. Jadwalnya jemput jam 11 malam tapi molor sampe hampir jam 1, bahkan ini cafe udah mau tutup dan kita udah mau diperingtkan suruh pulang. Ini kesebalan pertama yang bisa ditahan.

Setelah dijemput kita muter jemput dua orang dulu disalah satu hotel, baru kita jalan ke Bromo. Karena dari jam 8an kita betiga udah nongkrong cantik di cafe dan sebelumnya jalan dari kota asal, jadi dipastikan dimobil kita bertiga tidur. 


Gak ngerti deh lewat jalur mana kita berangkat. Ketika terbangun udah macet aja jalan yang ternyata udah sampai di sekitaran Taman Nasional BTS, dan udah sekitar jam 4 subuh. Kerasa dingin banget emang pas baru nyampek di parkiran terakhir sebelum ganti mobil jeep. Jadi persiapkan jaket tebal, kalau bisa yang parasut biar gak meresap embun. Karena kita sudah berada di ketinggian 3000 ++ mdpl.

Area sekitar lokasi jeep ini udah ngalahin pasar sayur kalau subuh ato mall kalau ada diskon gede - gedean, padet banget pokoknya. Setelah kita naik jeep maka tour guide kita ya bapak supir jeepnya itu. Setelah membayar tiket masuk Jeep yang kita naiki ikut antri menuju jalur penanjakan 1 buat lihat sunrise. Tapi apalah daya karena kita dateng udah kesiangan, jeep kita udah gak bisa menuju arah sana. Jadi jeep diarahkan belok menuju Bukit Metigen




Tracking menuju bukit Metigen

Cukup menanjak sie trackingnya, tapi gak akan males jalan karena pemandangannya indah banget. Dari bukit ini juga terlihat matahari terbit sangat dramatis, bukit2 dengan rumput kecoklatan dan bunga putih mekar serta kita bisa melihat lautan pasir  bromo yang terkenal dengan sebutan pasir berbisik itu  dari  atas.

Focus on flower behind us
Sunrise dari Bukit Metigen
Di Bukit ini diperbolehkan dan banyak yang nge-camp, sepeda motor bisa sampai dibawa juga lho

Hello from the other side of Bukit Metigen
Pasir berbisik dari puncak bukit metigen
Tips di sesi ini adalah : Datang lebih awal ke bromo agar tidak terjebak macet, dan pesan dulu jeep biar dapet harga normal sekitar 500 - 600 ribu untuk 4 spot di bromo. karena waktu di parkiran aku mendengar ada yg sewa jeep dengan harga lebih satu juta. Ini nomor bapak jeep yang anterin kita, Bapak Marjoko 085236419015

 Setelah matahari sudah tak malu - malu lagi menampakkan cahayanya, perjalanan kita lanjutkan ke spot selanjutnya yaitu ke Blok Savana Bromo atau yang nge-hits dengan nama Bukit teletubies. Di area ini memang karakter bukitnya memang ditumbuhi rumput bukan hanya batu dan pasir saja. Karena kita datang di saat puncak kemarau, hamparan bukit hijau dan bunganya tak kita dapatkan. Namun bukit dengan balutan rumput kecoklatan ini sungguh eksotis.Di area ini terdapat beberapa orang jualan makanan, baju, souvenir, dan juga persewaan kuda.

Bukit Teletubbies di musim kemarau

Vhio on action



Savana Bromo



Ritual wajib foto - foto  sudah ditunaikan, maka jeep kita menerjang lautan pasir menuju kawasan fenomenal Bromo yaitu "Pasir Berbisik". Konon lautan pasir yang luasnya mencapai hampir 6000 hektar ini, diberi nama demikian karena merupakan lokasi syuting film "Pasir Berbisik" yang dibintangi artis dan sutradara papan atas Indonesia. Di sini, sepanjang mata memandang adalah pasir dan bukit pasir bebatuan tanpa tanaman. Oh iya judika dan duma riris juga syuting vidklip disini lho.
 
We are on Pasir Berbisik Bromountain
Vhio & Uus
Ini masih pagi tapi serius panasnya kebangeten


Diantara jejak langkah yang tertinggal

And our last destination adalah pendakian menuju kawah Bromo. Sampe parkiran jeep aja udah puyeng banget. Manusi banyak banget disini. Ya wajar sie, ini bukan private mountain dan ini loong weekend. Di area jeep ini buanyak banget orang jualan dan nawarin naik kuda. Ngelihat jarak parkiran dari puncak yang lebih dari 2KM, maka akhirnya setelah makan bakso yang rasanya ala kadarnya yang penting perut terisi aku tanya harga kuda. Awalnya sang bapak bilang 150ribu pulang pergi. tapi karena aku sewa 3, akhirnya boleh masing - masing 100ribuan. Serius ini murah, karena sepanjang perjalanan bapaknya jalan kaki megangin kuda yang kita tunggangi, Bapaknya mau mfotoin bahkan menawarkan "mbak mau difoto?" serta dengan setia nunggu kita di bawah tangga pendakian menuju puncak sampai kita turun dan minta balik ke parkiran.



Jalan menuju penanjakan ke kawah bromo

Yang terlihar kecil bergerombol itu adalah tempat pemberhentian kuda, kita harus mulai jalan kaki menuju kawah bromo
Yook antri buat naik ke tangga kawah bromo
bebera langkah lagi kita tiba, sudah terasa bau belerangnya

belakang kita adalah kawah bromo. Hati - hati ya kalau selfie karena pagar dibelakang kita itu gak begitu kokoh
jangan lama - lama di puncak, banyak yang antri

Manusia itu sangat kecil di hadapan semesta, apalagi jika dibanding pencipta semesta dan isinya. Subhanallah
Oh iya, ditengah perjalanan dari parkiran menuju puncak ini kita akan melewati sebuah pura. Aku lupa namanya dan tapi pura ini masih berfungsi sebagai tempat ibadah suku Tengger yang hidup di sekitar bromo ini. Tips satu lagi karena waktu mendaki ini sudah siang dan panas banget serta banyaknya orang yang bikin pasir bromo  beterbangan, aku sarankan bawa kacamata hitam dan masker ya biar gak sesak nafas dan kelilipan. Eh nambah lagi ini tipsnya, usahakan bukan saat long weekend ya kesininya, kalau weekend aja gak apa - apa. Karena dengan terlalu banyak manusia kamu gak akan dapet "banget" indahnya bromo serta sopir jeep akan terburu - buru antar kamu balik biar bisa angkut penumpang lain lagi.


cekrek dulu lah

Jam 11 siang kita udah sampai di mobil lagi untuk melakukan perjalanan menuju malang. Singkat banget deh ini trip nya. Kayaknya lebih asyik kalau nginep disini, biar lebih dapet "feel"nya Bromo.
See you bromo ^_^

Perjalanan itu ya kayak kehidupan. Ada yang perlu dikompromikan. Ada yang tak sesuai harapan yang direncanakan. Namun kita harus terus melangkah karena percaya pasti akan ada hal baru yang panca indra dan hati kita belum pernah rasakan.Dan itu akan membawa pembelajaran dan pemahaman baru yang bisa direnungkan untuk diambil manfaatnya agar semakin  bijak dan berpengetahuan menjalani kehidupan.






2 comments:

  1. wwuhhh bromo emang selalu kece buat didatangi lagi dan lagi hehe kerenn keep blogging salam kenal

    ReplyDelete