Friday 16 December 2016

Belajar Merubah Musibah Menjadi Berkah Di Agrowisata Kebun Belimbing Desa Ngringinrejo Bojonegoro

Fruitstar yang bikin berbinar

Agrowisata Kebun Belimbing Ngringinrejo Kalitidu Bojonegoro. "Akhirnya kesampaian juga datang kesini" batinku berucap syukur dari hati yang terdalam. Gimana gak seneng banget sejak aku baca berita di salah satu portal online tentang peresmian kebun belimbing ini oleh Bu Mentri Marie Elka Pangestu di tahun 2014, i was talk to my self that someday i will be there. Beberapa kali berusaha menjadwalkan ke Bojonegoro karena ada temen yang dulu sama - sama kost di Madiun siap sedia menemani namun berkali - kali pula gagal. Yah mo piknik aja ada  jodoh - jodohan kali ya, hehehe.

Kedatangan kali inipun bukan murni menjawadkan liburan, tapi ini field visit bagian dari perhelatan besar Festival HAM 2016 di Bojonegoro. Jum'at 2 Desember 2016 ini beneran enjoy deh dijadwalkan field visit ke lokasi kece begini, karena tangan dan mata gak bekerjasama untuk kepo maksimal dengan keriuhan aksi 212 di Ibukota sana. Aksi super damai judulnya, tapi mengumpulkan massa dengan jumlah yang sangat amat besar itu pasti beresiko. Ya sudahlah ya, itu urusan ibu kota, anak desa mah cerita tentang potensi lokal saja.

Agrowisata Kebun Blimbing terletak di Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu Bojonegoro. Jaraknya hanya sekitar 10 KM dari alun - alun Bojonegoro kearah selatan melintasi jalan raya Bojonegoro Ngawi. Cukup mudah mencarinya karena  jalan masuk menuju desa ini sudah terpasang gapura bertuliskan petunjuk lokasi agrowisata dan patung belimbing. Jalan memang sedikit menyempit namun tetap bisa dilewati minibus.

Foto bersama mbak ninik jogja dan bu camat Kalitidu


Sambil menyelam kan bisa keminum air, sambil wisata di kebun blimbing kita dapet bonus wisata banjir. Ngakak bener deh ketika bapak kepala Desa Ngringinrejo mengawali sambutannya dengan anekdot begini. Sejak berbelok gang menuju agrowisata ini memang mobil kami harus melintasi jalan yang secara parsial tergenang air. Awal mula saya kira karena air yang gak bisa mengalir di kubangan jalan. Namun ketika turun dari mobil di area parkir agrowisata genangan air yang tenang sudah semata kaki. Di pintu gerbang agrowisata kita diarahkan untuk turun menuju gazebo utama agrowisata untuk mengikuti sambutan seremonial dari Kepala Desa, jajaran Muspika Kecamatan Kalitidu dan Kepala Dinas Pariwisata Bojonegoro.


Sambutan bu camat dan ketua kelompok petani belimbing desa Ngringinrejo

Pak kades persiapan sambutan kita masih sempat selfie sambil menikmati belimbing dan jambu merah hasil panen petani

Serius menyimak sambutan

Dengan  latar belakang jajaran Muspika Kalitidu


Desa ngringinrejo yang terletak di dekat aliran bengawan solo memang  menjadi langgaran banjir tahunan. Hanya skala banjirnya saja yang berbeda setiap tahun. Setelah banjir besar hingga memutus akses Bojonegoro Ngawi tahun 2007 akhir hingga 2008, baru tahun ini banjir dengan skala lumayan besar terjadi lagi. Terbukti setelah bertahun - tahun kawasan kebun belimbing ini aman, tahun ini air sudah merengsek naik hingga gazebo utama agrowisata.

Ibu camat beserta jajaran muspika walaupun tetap waspada dengan kiriman air baik dari aliran bengawan solo maupun hujan lokal namun tidak panik. Segala skenario kemungkinan terburuk sudah disosialisakan dan disiapkan untuk warga masyarakat yang memahami betul bahwa gejolak alam sepenuhnya tidak bisa dikendalikan manusia. 


Banjir bagi Kabupaten Bojonegoro bukanlah musuh besar. Persepsi akan banjir di Bojonegoro ini sdh dirubah. Kiriman air yang banyak ini berkah. Di Bojonegoro banjir itu tidak bisa dihindari karena memang letaknya yang rendah dan pertemuan aliran beberapa sungai kabupaten sekitar. Maka yang perlu dilakukan bukan meratapi keadaan, tapi memanfaatkannya untuk kemajuan.


Ketua kelompok tani Belimbing Ngringinrejo mengatakan bahwa dahulu petani disini selalu frustasi, tanaman padi dan palawijanya sering sekali mengalami kerugian karena banjir yang datangnya tak kenal permisi. Kemudian mulai tahun 90an ada inisiatif untuk mengganti menanam sesuatu yang tahan banjir namun tetap bernilai ekonomi. Entah bagaimana prosesnya akhirnya ada beberapa orang yang menanam belimbing dan panennya memuaskan, hal ini kemudian diikuti oleh masyarakat lainnya. Di era kepemimpinan Bupati Suyoto, hal ini mendapat perhatian khusus. Hingga saat ini luas perkebunan blimbing di ngringinrejo ini sdh mencapai lbh 20 hektar, dimiliki oleh 104 petani yg dikoordinir dalam kelompok tani dibawah BUMDes.

Hasil dari penjualan buah belimbing ini rata - rata 1,5juta perpohon pertahun. Jarak tanam antar satu pohon kira - kita 3meter. Jadi bisa dihitunglah berapa uang yang dihasilkan dr belimbing ini. Belum lagi gencarnya Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Pariwisatanya mempromosikan area ini menjadi tempat wisata. Rejeki tidak hanya menghampiri petani belimbing namun juga penjual makanan, souvenir dan travel ikut merasakan kecipratan rejeki. 

Setelah acara seremonial untuk mengetahui lebih banyak tentang agrowisata belimbing di gazebo utama, seluruh tamu dari rombongan peserta Festival ditawari untuk melihat kebun ditengah keadaan kebanjiran. Tak pikir orang - orang ini gak mau, ternyata malah semakin antusias. Jadilah kita semua masuk ke area kebun belimbing dengan ditemani bapak ibu pejabat. 

Mulai memasuki kebun belimbing yang kebanjiran

Jalan yang berpagar ini merupakan jalan utama perkebunan. Di kanan kirinya ada kebun - kebun belimbin yang dipetak - petak sesuai kepemilikan masing - masing. Ada beberapa petak kebun yang agak luas juga memiliki gazebo untuk bersantai. Bila sedang tidak banjir, petani dari masing - masing petak ini biasanya ada dilokasi menunggu kebunnya terutama saat weekend atau musim liburan untuk menawarkan kepada pengunjung sensasi petik langsung dan makan buah belimbing sepuasnya.Dan mengunjung cukup mengeluarkan biaya tambahan Rp. 5.000 / orang saja. Untuk hal itu kali saya kurang beruntung.


banjir tetap menyenangkan


Oh iya yang kerja bungkus buah blimbing itu aja sebulan gajinya 2,1juta loh, jauh diatas UMK Bojonegoro. Pertumbuhan ekonomi lokal ini jg solusi mslah urbanisasi. Anak muda gak perlu jauh2 merantau tanpa skill dan pendidikan yg cukup kemudian mjd masalah dikota besar. Very good idea ^_^


Tidak boleh masuk kedalamdemi keselamatan


Melihat banjir saat ini meski tetap khawatir, kepala desa juga bersyukur air naik smpe gerbang utama perkebunan yg selama 5 tahun terakhir tdk terjadi. Karena air banjir ini membawa zat - zat baik untuk pohon2 belimbing. Ilmiahnya sy diceritakan tp lupa detailnya. 


aku doank yang sadar kamera 

Mukaku serius banget yak

Lorong utama perkebunan

Hanya berjalan sekitar 25 meter kita sudah harus kembali ke gazebo utama, semakin masuk kedalam kondisi air semakin tinggi. Padahal jika diteruskan berjalan dan bukan pada musim banjir begini, ada satu lagi keseruan yang bisa dinikmati. Kita akan menuju dermaga untuk naik perahu kecil melintasi perkembunan belimbing dari sisi terluar dekat dengan aliran bengawan solo dan kita bisa memetik belimbing langsung ketika berperahu ini. Yah mungkin lain kesempatan saya bisa mendapatkan rejeki yang didengarnya aja sudah menarik begini.

Sekembali ke gazebo kita sudah disiapkan makanan khas yaitu sego bungkus godong jati dengan beragam lauk dan ikan bakar yang baru diangkat dari panggangan. Terharu banget dengan sambutan yang luar biasa dari seluruh petani belimbing disini.

Semua peserta mendapat souvenir berupa bibit belimbing
Menutup acara ibu camat memberikan souvenir bibit belimbing kepada masing - masing peserta field visit Festival HAM 2016. Tak lupa bu camat mepromosikan potensi daerahnya ini untuk mengajak masing - masing dari kami kembali lagi ke bojongeoro dengan membawa rombongan. Dan sebelum pulang memborong buah dari pedagang yang jualan belimbing yang berjajar rapi ketika kita akan kembali menuju parkiran. Yes bu, we'll do it.

Belanja belimbing langsung dari pemilik kebunnnya


Kita kembali ke pendopo dengan seabrek oleh - oleh dan hati senang

Meski gak bisa metik langsung karena diladangnya air lumayan tinggi, tapi kesempatan ini udah bisa jadi sejarah perjalanan saya bahwa apapun yang terjadi kalau dipandang dari sisi positifnya akan menghasilkan sesuatu yg luar biasa.




-

Wednesday 14 December 2016

Icon Wisata Kabupaten Jember Pantai Pasir Putih Malikan (Papuma)

Di antara karang Pantai Papuma

Siapa yang tidak tahu pantai Papuma, salah satu pantai paling tersohor di garis selatan pantai jawa yang terletak di ujung provinsi Jawa Timur. Tapi pasti banyak yang enggak tau kalau Papuma itu singkatan dari Pasir Putih Malikan. Karena mirip salah satu brand terkenal, awalnya kukira nama papuma itu western oriented gitu. Ternyata aku salah besar.

Dari Teluk Payangan aka Teluk Love menuju Pantai Papuma ini relatif dekat. Berjarak sekitar 4 - 5 kilometer ke arah kiri dari teluk payangan dengan medan jalan yang cukuplah untuk simpangan mobil namun tetap hati - hati karena waktu aku kesana jalan banyak berlubang dengan pemandangan kanan kiri jalan adalah hutan jati. 

Ada satu pantai lagi yang bisa kita singgahi antara Teluk Love dan Papuma ini namanya Pantai Watu Ulo, namun dengan pertimbangan waktu yang sudah tengah hari dan biaya tiket masuk yang bakal berlipat dua kali maka temen - temen asli Jember ini menyarankanku untuk lebih memilih singgah di Pantai Papuma. Kalau masalah indahnya sih sama saja sepertinya, cuma sayang banget kan ya kalau sampai Jember enggak belok ke icon wisata Kabupaten Jember yang paling terkenal ini.

papuma difoto dari gazebo kita berteduh


Kawasan wisata Pantai Papuma ini cukup luas, cocok digunakan liburan rombongan. Parkir Luas, banyak gazebo untuk istirahat dan ketika ombak enggak besar disini juga diseiakan beberapa titik yang bisa dijadikan lokasi bermain pasir dan air laut. 

Selain aku, mbak gendis, elvira dan yanti, personil kita disini nambah satu orang lagi nih, namanya haikal yang orangnya super duper rame dan seru. Berasa ada 5 cewek lagi arisan, eh salah 4 cewek arisan ditambah bintang tamu cowok kocak.

Harga tiket masuk di Papuma ini cukup lumayan sih, per orang 15 ribu rupiah. Tapi not too expensive untuk kenangan indah yang gak bisa dibayar pakai mata uang berapa besarpun nominalnya. Setelah dapet gazebo yang gak panas dan tentu belum ditempati orang, kita berlima santai sejenak untuk kemudian mendekat ke pantai dalam rangka pemotretan. Ceilah bahasaku  pemotretan :D

Seolah - olah candid 


kalian mau gabung ke frame ini?
Setelah foto bersama ala keluarga cemara, maka foto gokil hingga sok manis gak ketinggalan mewarnai memory kamera.

melompat lebih tinggi
Kalau aku mah posenya kalem, ahahhaha




Aku gak faham ini lagi nge endorse sepatu apa kaca mata, yang pasti bukan muka ya.





Ada sebuah bukit disini bernama bukit hinggil, dari bukit ini kita bisa melihat deretan bebatuan karang yang menjadi ciri khas pantai Papuma dari atas. Juga Diujung sebelah kiri itu ada deretan kapal nelayan  yang bisa disewa pengunjung untuk merasakan sensasi melaut. Namun kali ini juga tidak beroperasi karena angin sedang kencang dan ombak besar. Belum rejeki ku memang.

Sudah hampir sore sih waktu kita selesai pemotretan, waktunya makan siang yang kesorean. Di Papuma ini banyak deretan warung - warung yang menjual ikan baik yang mentah atau bisa dimasakkan sekalian. Ya kita memilih dimasakkan dan dimakan ditempat lah ya tentunya. Sekitar 200ribuan aja loh harga yang kita bayar untuk dua Ikan bakar super besar, urap, nasi, es jeruk, air mineral dan hidangan pembukanya 3 buah degan yang bener - bener seger.

Joinan es degan

Let's pray before eating, eh maksdnya let's take pic :D

Yanti sampe bingung milih mana duluan yg mau dimakan



Mari menikmati hidup senikmat kita menikmati makan siang yang kesorean ini. Sejatinya teman bukan tentang seberapa lama kalian kenal, namun yang bisa bekerja sama mengerti keaadan dalam perjalanan hidup kalian. Pertemanan tulus dalam perjalanan ke sisi timur Provinsi Jawa Timur ini memberi banyak definisi baru tentang kearifan. 

Maturnuwun sanget nggih 




.


Monday 12 December 2016

Teluk Love : Mencari Cinta di Teluk Payangan Jember

Sahabat Mbolang di Jember

Bekerja itu mengisi waktu disela liburan. Parah bener yak sloganku? hehehe. Sederhananya biar saat kerjaan mengharuskan keluar kota, pindah - pindah tempat kita tetep merasa bahagia. Karena hadiah langsung yang kita terima itu minimal merasakan ngopi di daerah yang kita tuju. Seperti  kedatanganku pertama kali ke jember yang langsung disambut temennya temenku yang baru kenalan via BBM dengan jamuan ngopi di cafe kolong. Di post lain akan aku ceitakan tentang cafe ter-famous di Jember ini ya. Di post kali ini yang mau aku ceritain perjalanan kami mencari cinta di sebuah teluk. Yups cinta memang harus dicari dan diperjuangkan, eh apaan sih ini udah mulai alay. hahahha

Setelah sebelumnya berkutat dengan pelatihan jauh - jauh di kota orang, maka menyempatkan mbolang itu pilihan tepat. Rabu pagi sehabis sarapan di hotel, aku langsung packing, checkhout di lobi nunggu jemputan temen - temen baru yang baru kenal kemarin malam. Sebenarnya sih nanti malam aku masih butuh nginep tapi pindah hotel yang lebih ramah kantong biar bisa beliin orang rumah oleh - oleh. Hihihi ini salah satu perubahanku sejak kembali kerumah sehabis lebaran kemarin. Kl pulang dari bepergian bawa something-lah pokoknya, kl jaman dlu dikost mah pulang cuma bawa  baju kotor.

Kira - kira jam 8 pagi meluncurlah kami dari Royal Hotel Jember menuju tujuan pertama yaitu Teluk Love di Payangan. Butuh waktu sekitar satu jam perjalanan ke arah selatan kota Jember. Melewati Stadion baru yang habis dipake acara Mata Najwa yang mendatangkan ribuan penonton itu juga. Cuma males lah ya turun cuma foto - foto tanpa ada event. Di tengah perjalanan kita berhenti sejenak makan nasi pecel tumpang di daerah Jenggawah. Oke saya cukup menyaksikan saja keseruan temen - temen saya makan krna udah kenyang sarapan dihotel barusan, dalam hati berkata "Madiun gudangnya pecel enak, smpe Jember makan pecel lagi, Tidak". Cukup terucap dalam hati sambil menikmati es jeruk.



Perjalanan kita lanjutkan lagi, jalan mulai mengecil dan didominasi persawahan di kanan kiri jalan, bukit sudah terlihat terhampar didepan. Gak ada berkilo - kilo meter  kami sudah masuk kampung nelayan. Hampir semua rumah yang kami  lewati sedang menjemur ikan atau terasi. Dan saya baru tahu jember  ternyata produsen terasi yang rasanya terkenal paling mantap. Ada ratusan brand trasi asal jember yang didistribusikan secara nasional dan mungkin juga masuk pasar ekspor. Teluk Payangan ini satu kawasan dengan tanjung papuma, gampang kok lokasinya di search di maps.

Sampai diujung kami baru parkir biar jalannya gak kejauhan. Sampailah di pintu masuk pendakian setelah melewati pasir hitam  yang panas dan deretan kapal nelayan. Sangat disarankan memakai sepatu ya kalau kesini, aku salah kostum pake sandal outdoor gitu karena pasirnya bener - bener panas dan kita juga bakal tracking yang butuh kenyamanan alas kaki.

Welcome
Sampai di gapura bukit suroyo kawasan teluk payangan, kita harus membayar tiket masuk seharga 5000 rupiah per orang, Harga tiket ini sudah termasuk free tongkat yang boleh dibawa tracking keatas dengan catatan harus dikembalikan ke tempat asal. Disini ada beberapa warung yang menjual air kemasan dan cemilan. Diatas sudah nggak ada yang jualan lagi loh ya, minimal bawalah air mineral dari sini. Tipe orang jarang olahraga kaya aku lumayan ngos - ngosan juga tracking di bukit ini, padahal cuma beberapa ratus meter.

Start


Butuh banyak kelokan untuk menemukan cinta ^_^

Belum ada jam sepuluh pagi kami memulai tracking di bukit Suroyo ini, tapi matahari bener - bener lagi gak diskon, panasnya luar biasa. Setelah beberapa saat berjalan, temen - temen saya yang petualang harus rela istirahat sebentar di gazebo yang disediakan karena saya udah payah dan butuh duduk sebentar.

Pemandangan di gazebo pertama kami berhenti ini indah banget. Laut biru membentang, jejeran kapal nelayan, bukit kecil diseberang. Ah surga deh pokoknya, kalau gak percaya kelak disurga saling bikin testimoni yah surga itu view nya kayak apa. Upss tulisanku bisa dituduh penistaan ini  nanti. Deskripsi mah kurang menjelaskan ya, simak aja view Teluk  Payangan yang disisipi kenarsisan kami.

View dari Gazebo pertama yang kami singgahi

Yey kita sampai puncak Asmara
Elvira akhirnya kefoto deh, sejak tadi dy yang mfoto terus

Di bukit ini jalan setapak yang dibuat itu dinamai dengan nama - nama berbau cinta - cintaan gitu deh, ada jalan galau, jalan kepastian, jalan cinta sejati, puncak asmara, puncak kasih sayang. Ah pokoknya begitulah, sekilas baca sambil jalan jadi gak begitu hafal. Ya wajar sih secara destinasi yang kita tuju memang dibranding dengan nama Teluk Love. Love yang bakal kita tuju ini indah kok gak menyakitkan. I can't stop laughing to my self when i am writing.

Mengejar waktu istirahat seperlunya saja kami di puncak asmara ini. Setelah beberapa jalan berkelok yang menanjak kita berhenti lagi di sebuah gazebo. Lupa deh ini puncak apaan. Di sekitar gazebo banyak semak belukar yang dihuni banyak kera. Jangan jahilin kera - kera ini ya kalau gak pengen dijahilin juga sama mereka. Dan ini penampakan dari gazebo kedua peristirahatan.

Boleh lah ya ini disebut bukit Nasionalis, Cinta Tanah Air Indonesia

Foto - foto sebentar dan istirahat disini kemudian kita melanjutkan perjalan ke tujuan utama kami, ada goa jepang yang bisa disinggahi sih sebenarnya cuma agak sedikit beda arah, jadi kami enggan mampr dulu dengan alasan menghemat waktu. Kayak apa sih destinasi utama yang kami tuju. Gak perlu dideskripsikanlah ya, cukup foto aja yang berbicara.

Teluk aja Love2an loh, kamu kapan ??

aku gak promosi ig orang ya, mgkn ini ig pengelola teluk love



Beneran falling love deh sama teluk love ini, siluet pesisir pantai sangat indah dilihat dari atas bukit. Oh iya sebenarnya ada tempat melihat teluk love ini lebih jelas, maksudnya bukan di tempat saya berdiri namun sedang diperbaiki karena habis longsor. Jadi tetap pertimbangan keamanan yang utama ya kalau bepergian kemana - mana, apalagi ditempat yang asing. Ngikut saja dengan peraturan dan orang yang lebih faham.

Jalan turun kembali relatif lebih mudah, effort nya tidak sebesar ketika menanjak tadi. Dekat view love ini lumayan lama kami chit chat gak jelas sambil makan dan minum bekal.


See you


Sampai dibawah kita beli es degan yang berbonus semangka segar plus godain abg yang beneran abg ya ini gaya pacarannya udah ngalah - ngalahin artis di infotaiment  atau ftv picisan. Ini aku yang tua dan kuper apa anak sekarang yang terlalu kekinian yah. Ah sudahlah, yang pasti lihat teluk cinta aja butuh perjuangan, apalagi menemukan cinta untuk berlabuh hati hingga akhir usia. ^_^




Terimakasih tak terhingga buat kakakku Nur Cholis yang bangga banget sekarang menjadi ayah satu anak. Baru kali ini aku ngerasa kamu berguna sebagai sahabat, memperkenalkan aku dengan sahabat  - sahabat baikmu yang juga sangat baik kepadaku. Mbak Gendis, Elvira dan Yanti yook kita lanjutkan perjalanan ke Papuma.


Simak ceritanya ditulisanku berikutnya ya.... Salam Cinta dari Teluk Cinta Buat Yang Tercinta



.




Saturday 10 December 2016

Fun Banget Wisata di Go Fun Bojonegoro

Sugeng rawuh ing Go Fun Bojonegoro


"Go Fun apaan sih?" Kali pertama denger kalo bonus kumpul blogger Jatim 2016 di Bojonegoro itu dapet free pass untuk masuk Go Fun yang kebetulan hari itu (20 November 2016) lagi grand opening dengan bintang tamu penyanyi Indonesia yg lagi hits bingit Raisa. Kemudian kedatangan keduaku ke Go Fun saat jamuan makan malam Festival HAM (1 Desember 2016).

Go Fun itu semacam theme park yang berisi banyak wahana permainan. Predikat yang melekat saat ini Go Fun adalah theme park terbesar dan satu - satunya di Kabupaten Bojonegoro atau kalau mau disebut terbesar di wilayah Jawa Timur bagian barat sie juga tepat. 

Lokasi Go Fun sangat strategis dan mudah dijangkau, cuma beberapa langkah aja dari terminal Bojonegoro. Buka setiap hari mulai pukul 4 sore sampai 10 malam pada weekdays, dan pada weekend jam buka diperpanjang hingga jam 11 malam. Harga tiket masuk Go Fun  cukup terjangkau, hanya 20ribu/ orang ketika weekday, dan 25ribu/orang ketika weekend. Untuk naik wahananya akan dikenakan biaya tambahan lagi, namun relatif murah kok.

harga tiket terusan wahana permainan Go Fun
Jangan sampe lupa ya menyiapkan baterai handphone atau kamera serta penunjang nge-eksis lainnya. Rugi banget deh  kalau wahana - wahana seru dan lighting yang indah di seluruh area Go Fun ini kita lewatkan tanpa berfoto atau ber video. 

Gavin & Gita, maskot Go Fun yang berukuran sangat besar dengan pencahayaan yang ciamik menyambut pengunjung di gerbang utama. Maskot dan landmark Go Fun ini menjadi spot foto yang paling rame, sampe - sampe perlu antri loh untuk bisa berfoto disini. 

Gavin & Gita, maskot Go Fun


Setelah berfoto di beberapa spot diatas, kita harus membeli tiket kemudian antri pemeriksaan tiket masuk dan barang bawaan. Go Fun ini dari segi pengamanan bagus, petugas pengamanan tersebar dimana - mana. Tapi yang namanya tempat umum,  kita sebagai pengunjung tetap harus hati - hati yah, apalagi yang bawa anak - anak.

pemeriksaan tiket masuk



Selanjutnya foto - foto narsisku nih yang bakal banyak bercerita tentang keseruan Go Fun, Disamping kanan selepas pintu masuk ada wahana bernama Rumah Bencana yang langsung menarik perhatianku. Wahana rumah berncana ini selain wahana yang fun juga wahana bernilai edukasi. Didalam rumah bencana pengunjung akan merasakan simulasi bencana yang terjadi di Bojonegoro dalam bentuk 3D, misalnya saja bencana banjir, kebakaran atau gunung meletus. Sangat tepat untuk menambah pengetahuan dan empati anak. Petualangan Hutan Fantasi juga menurutku sebuah wahana edukasi yang menyenangkan untuk anak.



Pirate ship, Dermolen dan Komedi Putar adalah beberapa wahana yang menarik untuk kucoba. Pirate Ship yah standar sih, kita naik ke bangku berbentuk kapal kemudian diayun - ayunkan. Dermolen ini wahana  tertinggi di Go Fun, saat putaran dermolen dihentikan sebentar di atas maka pemandangan seisi Go Fun dan kerlap kerlip lampu kota Bojonegoro akan terlihat sangat indah. Untuk naik dermolen pastikan kamu gak phobia sama ketinggian loh ya. Komedi Putar sih ada dimana - mana ya, tapi di Go Fun orang dewasa boleh loh ikut naik kuda atau karakter lainnya. Aku merasa seperti flashback ke masa kanak - kanak. Zaman dahulu kala kalau diajak orang tua ke pasar malam di kampung gak ketinggalan naik wahana ini.

Yongki mau antri naik Pirate Ship
Dermolen yang tinggi menjulang

Wahana yang banyak diminati pengunjung
Panahan, Bidik Balon, Kodok Mencolot, dan Pancing Bebek juga wahana permainan yang penuh dikelilingi pengunjung terutama yang membawa anak - anak. Sudah seneng main - main, kalau menang masih bawa hadiah.

Wahana Kodok Mencolot


Sudah mulai capek dan lapar? Nggak perlu bingunglah tempat istirahat dan cari makanan. Banyak banget stand ala - ala food street yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman lengkap dengan tempat duduk yang nyaman. Masalah harga tentu bersahabatlah untuk kota sekelas Bojonegoro. 

Deretan Food Court
Semacam Food Street di Go Fun


Ketika menikmati makanan di foodcourt dekat pintu belakang, pengunjung juga akan dimanjakan dengan air mancur goyang dengan lighting warna - warni. Sayangnya aku keasyikan makan jadi lupa enggak fotoin air mancur goyangnya. Sebagai penutup taman lampionlah yang aku kunjungi, pecinta foto diri sendiri pasti betah deh diarea ini. 

Pengen ketawa sih kl motret orang selfie










Yang narsisnya parah kayak aku pasti pengen kan ya buru - buru foto berhias lampu - lampu untuk menuhin beranda social media atau sekedar ganti profile picture. Yaelah curhat banget ini penutupnya. But seriously this is very fun. Jadi kalau selama ini kalian mikir di Bojonegoro gak ada wisata malam yang kekinian, maka dapat dipastikan itu statement salah besar. 


Let's get fun in Go Fun Bojonegoro





Thanks to :
Panitia Kopdar Blogger Jatim 2016
Panitia Festival HAM 2016