Wednesday 1 February 2017

Markobar : Martabak Aneka Rasa Dari Mas Gibran



Siapa yang tidak familiar dengan Markobar, Se Indonesia Raya minimal pernah mendengar nama ini. Yaiyalah secara ini usaha milik anak orang nomor satu di Indonesia kini yaitu Bapak Presiden Jokowi. Di awal - awal terpilihnya Jokowi, Markobar ini sering banget diliput media tentu saja sepaket dengan liputan tentang Chilipari yang juga katering milik mas Gibran, anak sulung presiden Jokowi.

Bagi yang belum tahu aja nih aku tulis lagi kalau Markobar itu  singkatan dari Martabak Kota Barat. Maksudnya adalah martabak ini jualannya di daerah Kota Barat Solo. Ini asal  muasalnya, tapi kini markobar selain memiliki beberapa cabang di Solo juga punya cabang diberbagai kota besar lainnya. Ada yang konsepnya cafe tersendiri ada juga yang masuk ke dalam mall. Kalau yang "asli" Markobar itu jualannya masih di kaki lima itu loh, di trotoar yang emang difungsikan sebagai pusat kuliner Solo ketika malam hari. Namun gak usah khawatir bagi yang disolo siang hari masih tetap bisa menikmati Markobar kok, emang ini yang akan aku ceritain.

Kita bikin per bagian ya pembahasannya, karena fokus kita ke makanannya maka kita bahas  bahas dulu tentang Makobar itu sendiri dan menu pendampingnya, selanjutnya kita bahas harga terus yang terakhir kita bahas tempatnya. Oh iya Markobar yang aku review ini yang ada di gang samping Solo Grand Mall Slamet Riyadi ya. 

Bagian Pertama, Tentang Rasa Markobar

ceileh judul ku berasa alay banget, tentang rasa bok, hahahha. Tapi ini bukan tetang rasa aku dan kamu ini tentang rasa martabak sesuai judul postingan ini. Martabak itu kan terbagi dua ya, kue nya itu sendiri atau martabaknya atau whatever you call deh dan toppingnya. Nah menurutku tidak ada yang spesial dari kue nya markobar ini. Kalau diameternya sih standar ya cuma kan markobar ini bukan tipe martabak yang dilipet dua gitu kaya yang sering kita temuin. dan lumayan tipis juga sih. Sifatnya juga yang kering gitu, gak berminyak atau bermentega dan kurang bolong - blong gitu deh kuenya. Duh pokoknya aku kurang ngerti isti;ah masak memasak tapi ya pokoknya begitu.

Nah yang membuat beda da istimewa memang toppingnya, Martabak yang kesannya cuma makanan pinggir jalan seolah - olah tuh jadi "naik kelas pas udah jadi Markobar ini. Toppingnya emang enak banget sih, mulai dari ceresnya, keju, green tea dan varian - varian coklat lainnya yang aku gak hafal misalnya aja delfi dan silverqueen. Kenapa aku gak hafal varian coklatnya apa saja, karena ketika disajikan tu udah kaya diparut gitu, ya iyalah masak coklat batangan. Maka dari itu aku gak ngerti bener2 yang aku makan slice dengan topping coklat apa aja. Pokoknya enak. 

8 rasa premium

8 rasa biasa


Mungkin ini juga alasan kenapa kue nya markobar ini gak yang berminyak dan berlemak gitu, karena toppingnya udah heboh banget. Makan beberapa slice aja udah kenyang. Ini asumsiku aja loh ya.

Karena yang di samping SGM ini konsepnya cafe tentu menyediakan beragam minuman, mulai kopi, jus buah, squash sampe  float. Makanan tambahan yang waktu itu tersedia cuma kentang goreng dan risol mayo.  Untuk rasa ya standar aja sih berbagai minuman dan cemilan selain martabaknya ya. Sesuai lah dengan harganya. tidak yang ueak banget tapi juga tidak mengecewakan.

pedesnya menetralisir manisnya coklat
kopinya enak kaya kopi di coffe toffe tapi ini dgn harga setengahnya aja gak ada


Bagian kedua adalah tentang harganya. 

Mahal atau murah itu relatif banget ya. Dibanding dengan martabak yang biasanya harga spesialnya 30ribuan bisa dibilang markobar ini mahal. Tapi kalau lihatnya dari toppingnya yang emang original enak ya sepadanlah ya harga dengan kualitas rasa yang kita nikmati. Aku sempeti nih foto harga lengkapnya. Ini untuk yang cabang samping SGM Solo ya, mungkin di cabang lain  bisa berbeda.

Harga Martabak di Markobar


harga minumannya

Dan bagian terakhir yang kita bahas adalah tempatnya

Markobar samping SGM ini berkonsep cafe yang terkesan vintage. Aku gak bisa foto bangunannya secara keseluruhan karena gang didepan markobar waktu itu penuh dengan motor yang parkir dan kendaraan lewat. Dari depan sudah nampak kursi - kursi kecil kayu warna warni dan teras seperti toko - toko kue di film - film hollywod itu, hehehe. Masuk kedalem suasananya semakin vintage. Kursi dan meja yang tidak seragam, lampu penerangannya bertema warm yang teduh, trus yang membuat semakin menarik adalah banyaknya gambar - gambar dan tulisan bertema sarkas di temboknya, ehmmm grafiti apa mural sih  namanya?

Kursi yang aku pilih adalah sofa untuk 4 orang di bagian paling depan dekat jendela. Selepas jalan - jalan duduk di sofa empuk dan bisa bersandar itu sudah surga.

sudut yang nyaman

Suasana di Markobar
Kasir dan dapur dibelakang kasir. Ada foto mas gibran tuh

Markobar SGM ini buka jam 12 siang, jadi pas kami dateng jam 12 lebih sedikit emang masih sepi. pengunjung pertama gitu deh ceritanya. tapi setelahnya banyak yg dateng, ada yg makan ditempat maupun take away. Karena datang terlalu awal, aku harus pending pesen kopi karena yang buat belum dateng, baru setengah jam kemudian ms nya nyamperi meja kita nawarin kopi sdh bs dipesan. Karena sepi jadilah kita yang emang narsisnya luar biasa langsung ambil hape dan posisi masing - masing untuk selfie. Aku post beberapa ya,  tapi kalian lihatnya ke backgroundnya aja. Jangan gagal fokus ke aku nya. Huahahaha





trio rempong



i'm still waiting you, yes you

i'm not cute enough than girl in pic behind me



ini di halaman depan markobar sehabis makan
ini kalau dibungkus, bisa jadi oleh2 loh

Dari ketiga pembahasan diatas, kesimpulanku sih markobar ini bukan yang sangat - sangat spesial dari rasanya. Memang unik dan berbeda gitu aja. Namun tempatnya asyik kok buat ngobrol - ngobrol sama temen atau mantan. Trus bagi kamu yang hits minimal check ini dan foto - foto disini tu sayang untuk dilewatkan. Bisa jadi salah satu tempat kuliner kalau kamu ada niatan berkunjung ke Solo. Mungkin kalau kamu beruntung pas mas gibran disini jadi bisa ketemu anak presiden RI.

Btw. mas gibran kalau baca ini kasih gift aku martabak yang 16 rasa ya ^_^




Tuesday 31 January 2017

Liburan Tahun Baru Imlek Dengan Bus Wisata Werkudara Solo



Gong Xi Fa Cai
Happy new year bagi yang merayakan tahun baru imlek 

Perayaan hari besar di Indonesia itu identik dengan tanggal merah yang berarti  liburan. Bertepatan dengan tahun baru imlek pun demikian. Imlek tahun ini jatuh pada Sabtu 28 Januari 2017, suka cita Imlek terasa sekali di Kota Solo. Berbagai pusat keramaian seperti mall dan tempat umum bahkan hingga jalan utama dihiasi berbagai lampion dan ada beberapa yang menyuguhkan pertunjukan khas Tionghoa, barongsai misalnya. 

Solo yang jaraknya hanya kira - kira 2 jam dari tempat tinggalku saat ini (ngawi) tentu sudah sangat biasa saya kunjungi. 3 tahun pendidikan SMP ku pun kutempuh di kota ini. Yang berbeda adalah kali ini saya berkeliling Solo dengan bus wisata Werkudara. Ini kesengajaan yang memang saya rencanakan dengan reservasi tiket seminggu sebelumnya. Maklumlah tanggal merah di akhir pekan biasanya yang ber hastag "wisata" itu pasti diserbu banyak orang.
tiket bus wisata werkudara
ini interior bus bagian atas dan ada pemeriksaan tiket juga lho oleh petugas

Hingga saat ini bus Werkudara masih sekedar digunakan untuk bus wisata keliling kota Sola. Setiap hari Sabtu dan Minggu atau hari libur nasional bus Werkudara beroperasi sehari tiga kali yaitu pukul 9 pagi, 12 siang, dan jam 3 sore dari Kantor Dishubkominfo Surakarta untuk mengelilingi jalan protokol kota Solo dengan harga tiket 20ribu rupiah. Sedangkan diluar hari itu bus ini dapat disewa dengan  biaya 800ribu untuk durasi 3 jam dan dikenakan overtime fee sebesar 250ribu perjam. Tentu saja syarat untuk menyewa bus ini adalah untuk mengelilingi tempat - tempat wisata atau bersejarah di dalam kota Solo saja.
Mengutip dari buku "Solo Menuju Kota Dengan Transportasi Yang Berkelanjutan" yang diterbitkan oleh Dishubkominfo Surakarta, Werkudara adalah implementasi kebijakan pemerintahan kota surakarta dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi massal. Werkudara pertama kali diluncurkan pada tanggal 1 april 2011, bus buatan PT Tri Sakti Magelang ini diklaim pemkot Surakarta sebagai satu - satunya bus tingkat yang beroperasi di Indonesia. Tinggi bus ini 4,5 meter dengan berat 12 ton yang dapat menampung 30 penumpang di bagian atas dan 26 penumpang di bagian bawah. 

dapet tempat duduk paling belakang


Adapun rute perjalan berangkat bus Werkudara dimulai dari Kantor Dishubkominfo di Manahan–perempatan Manahan (Jl. Ahmad Yani)– pertigaan Kerten (Jl. Slamet Riyadi)- Sriwedari–Gladag–Balai Kota–Pasar Gede–perempatan Panggung (Jl. Kolonel Sutarto)–Tugu Cembengan (Jl Ir Sutami)–Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).
Biasanya di TSTJ wisatawan yang duduk dibawah akan bergantian dengan wisatawan yang duduk di atas.

Sedangkan untuk rute pulang, Werkudara memulai perjalanan dari Taman Satwa Taru Jurug–Tugu Cembengan (Jl. Kolonel Sutarto)–perempatan Panggung (Jl. Urip Sumarhajo)–Pasar Gede–Balai Kota–Gladag–perempatan Sangkrah (Jl. Kapten Mulyadi)–perempatan Baturono–Gading (Jl. Veteran)–Tipes–Baron (Jl. dr. Rajiman)–Laweyan–Lumbung Batik (Jl. K.H. Agus Salim)–Purwosari (Jl. Slamet Riyadi)–pertigaan Kerten–perempatan Manahan–Kantor Dishubkominfo di Manahan

Setelah berangkat tepat pukul 3sore dari kantor Dishubkominfo dan menyusuri sebagian rute yang dijadwalkan, Bus berhenti di Kantor Bank Indonesia Solo. Lokasi ini juga seperti jalur pedestrian yang ramah untuk pejalan kaki seperti Jalan Slamet Riyadi Solo. Berdekatan dengan balai kota dan pasar gede solo, jalur ini merupakan jalur yang sangat kental dengan dekorasi Imlek. beragam lampion gantung dan boneka2 lampion yang sepertinya CSR dari berbagai perusahaan di Solo terlihat sangat cantik menghiasi kota.
Berikut visualisasinya
dengan latar bus wisata Werkudara

petunjuk jalan yang iconic di solo

seperti di china town, hehehe
lampion ayam api simbol imlek tahun ini
Setelah berhenti kurang lebih 15 menit, penumpang harus naik kembali untuk meneruskan perjalanan. Ini rute paling seru yaitu melintasi Pasar Gede Solo yang sore itu sangat rame dengan kerumunan orang dan lampion bertebaran.







Selepas pasar gede menuju tempat putar balik yaitu taman jurug perjalanan terasa boring. begitu juga ketika kembali ke kantor dishubkominfo. Rute memang berbeda sih  tapi kita sama sekali gak berhenti dan mbak pemandu bus yang harusnya banyak menjelsakan tentang lokasi - lokasi yang dilewati hanya diam. jadilah ngantuk melanda. apalagi saya kemudian diharuskan pindah ke bus yang bawah dengan pendingin udara. hemmm kaya naik bus antar kota gitu aja rasanya.


Kira - kira pukul 5sore kita sudah sampai kembali ke Kantor DishubKominfo Surakarta dan selesailah sudah perjalanan menggunakan Bus Wisata Werkudara. Cukup menyenangkan sih, tapi kalau boleh saya mau kasih beberapa saran nih biar komen pengunpang gak "Oh cuma gini doank".
Pertama tentu keaktifan pemandu yang ditugaskan, saya hanya mendengar beberapa pengumuman saja dari mbk pemandu. Hal ini berbeda dengan pemndu bus wisata Surabaya Heritage Track, disana pemandunya sangat paham dengan sejarah maupun fungsi bangunan dan jalan yang dilalui penumpang bus. Sehingga unsur wisata dan edukasi beneran ada. Gak sekedar naik bus saja.
Kedua, tempat berhentinya jangan hanya satu spot saja. Its so bored. Misalnya ketika melintasi pedestrian Sri Wedari, Keraton Solo atau daerah Gladag penumpang bisa turun sejenak. Mungkin akan memakan waktu lebih lama, namun kesan dan pemahaman tentang solo makna lebih mekelat. Menyiasati waktu bisa saja bus ini hanya beroperasi dua kali saja misalnya.
See You Kota Solo
Semoga tahun ini berkesempatan menuntut ilmu kembali di kotamu


Oh iya untuk pemesanan  bisa kontak ke Indri 085642005156 atau Sandi 085229790462 Fast Respon dan pelayanan ramah