Sunday 20 March 2016

Operasi Patah Tulang Paha (Fraktur Femur) yang Kujalani


Adakala nya manusia mengalami kejadian yang tak mungkin terlupakan seumur hidupnya. Entah itu suka maupun duka yang kita tak bisa menduga, mengira dan bahkan menghindarinya. Layaknya lahir pada tanggal berapa atau dari rahim siapa? entah meninggal kapan dengan cara apa? semuanya serba tanda tanya untuk manusia namun tidak untuk yang maha kuasa. 

Hari senin tanggal 23 Agustus 2010 jam 07.00 aku keluar dari rumah saudara untuk mengantarkan adikku ke sekolah. karena rumah berada di gang maka didepan gang aku berhenti sebentar untuk menengok kan kan kiri jalan untuk menyeberang. suasana biasa - biasa saja, tidak begitu ramai karena masih pagi dan bulan puasa juga. Anak - anak sekolah cenderung masuk lebih siang, begitupun dengan orang yang bekerja. dari kiri jalan ada seorang ibu yang mengendarai motor maticnya dengan tenang, setelah dia lewat maka akupun menyeberang jalan, baru berjalan 3 meter setelah menyeberang tiba - tiba ada motor kencang dari arah berlawanan. dijalan yang hanya berukuran kurang lebih 3 atau 4 meter ini dia tidak bisa mengendalikan laju kendaraan. Aku kaget bukan kepalang, karena motor kami tiba - tiba berhadapan. dan dengan hitungan detik, aku menyaksikan motor terhantam, kakiku sebelah kanan tertabrak ban dengan sangat kencang. aku sempat berujar dan menyebut tuhan "Ya Allah, kakiku". karena aku merasakan tumbukan yang sangat keras menghantamku. 

Aku tidak tahu juga berapa detik aku pingsan, karena helm yang kukenakan sudah dilepaskan ato terlepas entahlah kutak tahu. yang aku tahu posisiku duduk seperti duduk diantara 2 sujud menghadap keselatan (arah motor yang kukendarai ke barat), motorku menimpaku. Orang - orang sudah bergerombol menolongku, adikku menangis dan menjerit melihatku dan berkata "mbak, sikilmu (mbak, kakimu)". Aku masih belum mengerti apa yang terjadi. Setelah motorku disingkirkan, tanganku diangkat orang, namun aku tidak bisa berdiri. mendengar tangisan adikku dan apa yang kurasakan, aku ketakutan, jangan - jangan waktu diangkat kakiku sudah terlepas dari persendiannya. Namun alhamdulillah ya Allah, kaki hamba masih utuh walau memang sakitnya luar biasa dan kaki kanan bengkok ke kiri. 

Sambil menunggu mobil yang akan mengantarkanku kerumah sakit, budeku menggunting celana panjang yang ku kenakan. Rasanya dari lulut kebawah sakit sekali untuk bergerak. Bahkan saat itulah lebih sakit dari waktu terjadi kecelakaan. Aku dibawa ke UGD RSU Dr. Soedono Madiun, setelah keluarga ribet dengan urusan administratif aku baru diberi perawatan. Tindakan pertama diinfus kemudian dibawa keruang radiologi. Sebelumnya kukira lututku yang luka karena disitu pusat rasa sakitnya, namun ternyata patahan tulang terjadi kurang lebih 10 cm diatas lutut, yaitu pada tulang paha (dalam bahasa dokternya femur). 

Ronsen setelah operasi
Akhirnya dokter yang menangani mengharuskan untuk segera dioperasi karena tulang patah dan ada serpihan tulang yang pecah dan menyebar di daging. Aku dirumah sakit ditunggui keluargaku madiun dan adik kandungku yang harusnya ku antar ke sekolah pagi itu. Berkas operasi baru ditandatangai 2 jam kemudian ketika bapakku datang dari Ngawi. Saat itu pertengahan ramadhan, ibukku sedang kejakarta menjemput nenekkku agar bisa berlebaran di rumah Ngawi.

Menunggu kedatangan bapakku, aku diberikan perawatan awal berupa obat anti nyeri dan kakiku digips agar tulangku yang bengkok bisa kembali lurus. Kurang lebih jam 09.00 bapakku datang dan langsung dihampiri dokter yang menanganiku, tanpa basa basi sang dokter bilang "pak ini operasi, biaya sekian juta, iya apa tidak?" dalam hati aku berkata "ya Ampun dok, orang baru dateng langsung ditanyain masalah uang, tanpa menjelaskan keadaan sakitnya". Tanpa dibaca dan berfikir panjang bapakku langsung menandatangani surat - surat untuk operasi, dan terjadi kesepakatan operasi akan dilaksanakan pukul 12.00 siang ini juga. 

Setelah berkas - berkas administrasi selesai, aku dibawa ke ruang tunggu operasi Paviliun Merpati. Sampai pukul 12.00 belum ada tanda - tanda aku akan dibawa kekamar operasi padahal obat bius dikakiku sudah habis. Perih, panas dan nyeri sekali rasanya sampai aku memaksa untuk disuntik obat anti nyeri lagi, namun perawat menolak karena operasi akan segera dilaksanakan. namun sampai pukul 12.30 perawatnya bilang dokter masih rapat, operasi ditunda. Dengan desakanku lagi akhirnya perawat terpaksa menyerah dan aku disuntik obat anti nyeri lagi.

Sekitar pukul 14.00 aku dibawa kekamar operasi. Rasanya takut sekali masuk keruangan ini. Dengan hanya memakai baju pasien dan selimut aku dipindahkan ke meja operasi dengan lampu yang sangat terang diatasku. Disana para perawat berusaha mengajakku bercanda, namun aku masih saja takut. Terbaring di meja operasi itu sangat mengerikan. Apalagi saat itu aku dikelilingi 6 atau 7 perawat yang semuanya laki - laki, hanya ada satu perempuan. Tim medis ini tetap tenang dan berusaha menenangkan. Seorang dokter (baru ngerti sekarang kalau itu dokter anestesi) menyuntikkan obat bius diinfusku, seketika itu juga ruangan menjadi abu - abu dan tiba - tiba gelap. Aku sudah tidak tau apa yang dilakukan tim medis ini kepadaku. Ternyata ketika dilakukan tindakan operasi tersebut aku dibius total.  Oh iya operasi ini juga mewajibkan pasien untuk berpuasa. Aku bisa langsung dioperasi karena aku terakhir makan kemarin ketika berbuka puasa.

Operasi berjalan hampir 4 jam, dari hasil ronsen keeokan harinya kuketahui kalau ada satu pecahan tulangku tidakditemukan dalam operasi ini. Karena menurut dokter tidak berpengaruh signifikan operasi disudahi. kakiku dipasang plate sepanjang 16cm dengan 9 screw untuk menguatkannya. Sayup adzan magrib yang aku dengar ketika tersadar badanku menggigil kedinginan padahal sudah berselimut tebal. Badan rasanya lemes banget,  mau buka mata aja susah tapi pendengaran sudah berfungsi baik karena aku sudah mendengar kegaduhan disekitarku. Setelah dari ruang operasi aku dipindahkan ke ruang ICU. Ketika akan dipindahkan ini aku tahu ibukku sudah datang

Diruang ICU yang cuma satu malam ini rasanya lama banget. Antara tidur dan sadar. Setiap 10 sampai setengah tertidur aku terbangun. Malam ini seperti malam paling lama yang aku alami. Aku takut malam ini, aku ingin pagi. Aku sama sekali gak mau ditinggal. Mimpi buruk ketika terpejam, mendengar suara teriakan orang sakit yang sama - sama ditempatkan di ruang ICU membuat takut ketika terjaga. Bapak Ibukku menjagaku bergantian. Apakah memang bius total berdampak seperti ini ya?

Esoknya sekitar pukul 10 pagi aku dibawa kembali keruang radiologi untuk meronsen hasil operas. Selang darah tertancap di paha kananku dan infus di tangan kiriku, semuanya baik dan rapi namun pecahan tulang yang aku ceritakan diatas itu terlihat walau pada saat bedah tidak diketemukan. Setelahnya tentu aku harus menjalani perawatan inap di Paviliun Merpati RSUD Dr. Soedono Madiun. Suhu badan yang mendadak panas di malam hari sampai sesak nafas dan harus menggunakan selang oksigen harus kulalui dalam perawatan paska operasi ini. Seminggu kemudian aku baru diperbolehkan pulang. walau baru bisa duduk dan masih dibopong untuk berpindah tempat. namun biaya rumah sakit yang mahal jadi pertimbangan. 

Alhamdulillah cobaan ini bisa dilalui dengan sabar olehku dan orang tuaku.  Ketika kecelakaan terjadi tidak ada luka lain dalam badanku kecuali tulang yang patah serta adikku  yang aku bonceng sehat walafiat dan hanya sedikit memar dilututnya karena dia memakai rok dan jatuh kearah depan. Tenaga medis saat ini sudah sangat canggih dan berbasis tekhnologi. Namun siapa pula yang mau dioperasi dan menjalani sakit seperti yang pernah aku rasakan ini. 

Sakit bisa menjadi penggugur dosa ketika dijalani dengan ikhlas dan sabar. Allah mengingatkan kesalahan - kesalahan yang telah diperbuat waktu kita diberi kesehatan, atau mungkin kita diberikan waktu istirahat dari kelelahan menjalani kehidupan dunia yang tidak pasti ini. Wallahu a'lam 


Untuk proses penyembuhan patah tulang dan pengembalian fungsi tulang sehingga saya bisa berjalan kembali serta operasi pengambilan pen yang sudah kujalani akan aku tuliskan kemudian.

Tulisan ini pertama saya tulis pada  januari 2011 di Kompasiana, dan malam ini saya repost dengan editan di blog pribadi saya ini.




adakala nya manusia mengalami kejadian yang tak mungkin terlupakan seumur hidupnya. entah itu suka maupun duka yang kita tak bisa menduga, mengira dan bahkan menghindarinya. layaknya lahir pada tanggal berapa atau dari rahim siapa? entah meninggal kapan dengan cara apa? semuanya serba tanda tanya untuk manusia namun tidak untuk yang maha kuasa. tak pernah kusangka sebelumnya aku akan mengalami suatu hal yang tak pernah terduga. hari senin tanggal 23 Agustus 2010 jam 07.00 aku keluar dari rumah saudara untuk mengantarkan adikku ke sekolah. karena rumah berada di gang maka didepan gang aku berhenti sebentar untuk menengok kan kan kiri jalan untuk menyeberang. suasana biasa - biasa saja, tidak begitu ramai karena masih pagi dan bulan puasa juga. anak - anak sekolah cenderung masuk lebih siang, begitupun dengan orang yang bekerja. dari kiri jalan ada seorang ibu yang mengendarai motor maticnya dengan tenang, setelah dia lewat maka akupun menyeberang jalan, baru berjalan 3 meter setelah menyeberang tiba - tiba ada motor kencang dari arah berlawanan. dijalan yang hanya berukuran kurang lebih 3 atau 4 meter ini dia tidak bisa mengendalikan apa laju kendaraan. aku kaget bukan kepalang, karena motor kami tiba - tiba berhadapan. dan dengan hitungan detik, aku menyaksikan motor terhantam, kakiku sebelah kanan tertabrak ban dengan sangat kencang. aku sempat berujar dan menyebut tuhan "Ya Allah, kakiku". karena aku merasakan tumbukan yang sangat keras menghantamku. aku tidak tahu juga berapa detik aku pingsan, karena helm yang kukenakan sudah dilepaskan ato terlepas entahlah kutak tahu. yang aku tahu posisiku duduk seperti duduk diantara 2 sujud menghadap keselatan, motorku menimpaku. orang - orang sudah bergerombol menolongku, adikku menangis dan menjerit melihatku dan berkata "mbak, sikilmu (mbak, kakimu)". aku masih belum mengerti apa yang terjadi. setelah motorku disingkirkan, tanganku diangkat orang, namun aku tidak bisa berdiri. mendengar tangisan adikku dan apa yang kurasakan, aku ketakutan, jangan - jangan waktu diangkat kakiku sudah terlepas dari persendiannya. namun alhamdulillah ya Allah, kaki hamba masih utuh walau memang sakitnya luar biasa dan kaki kanan bengkok ke kiri. sambil menunggu mobil yang akan mengantarkanku kerumah sakit, budeku menggunting celana panjang yang ku kenakan. rasanya dari lulut kebawah sakit sekali untuk bergerak. bahkan saat itulah lebih sakit dari waktu terjadi kecelakaan. aku hampir tak kuat menahan. sampai dRSU Dr. Soedono Madiun , setelah keluarga ribet dengan urusan administratif akhirnya diberi perawatanlah sama para perawat - perawat disitu. habis diinfus lalu dibawa keruang radiologi. sebelumnya kukira lututku yang luka karena disitu pusat rasa sakitnya, namun ternyata patahan tulang terjadi kurang lebih 10 cm dsiatas lutut, yaitu pada tulang paha (dalam bahasa dokternya femur). akhirnya dokter yang menangani mengharuskan untuk segera dioperasi karena tulang patah dan ada serpihan tulang yang pecah dan menyebar di daging. karena rumah orang tuaku jauh dari madiun, kurang lebih 1,5 jam perjalanan, maka keluarga yang ada tidak diperkenankan untuk menandatangani berkas - berkas operasi. namun aku diberikan perawatan awal berupa obat anti nyeri dan kakiku digips agar tulangku yang bengkok bisa kembali lurus. kurang lebih jam 09.00 bapakku datang dan langsung dihampiri dokter yang menanganiku, tanpa basa basi sang dokter bilang "pak ini operasi, biaya sekian juta, iya apa tidak?" dalam hati aku berkata "ya Ampun dok, orang baru dateng langsung ditanyain masalah uang, tanpa menjelaskan keadaan sakitnya". tanpa berfikir panjang bapakku langsung menandatangani surat - surat untuk operasi, dan terjadi kesepakatan operasi akan dilaksanakan pukul 12.00 siang ini juga. setelah berkas - berkas selesai aku lalu dibawa ke ruang tunggu operasi. sampai pukul 12.00 belum ada tanda - tanda aku akan dibawa kekamar operasi padahal obat bius dikakiku sudah habis. perih, panas dan nyeri sekali rasanya sampai aku memaksa untuk disuntik obat anti nyeri lagi, namun perawat menolak karena operasi akan segera dilaksanakan. namun sampai pukul 12.30 perawatnya bilang dokter masih rapat, operasi ditunda. dengan desakanku lagi akhirnya perawat menyerah dan aku disuntik obat anti nyeri lagi. kurang lebih pukul 14.00 aku dibawa kekamar operasi. rasanya takut sekali masuk keruangan ini. dengan hanya memakai baju pasien dan selimut aku dipindahkan ke meja operasi dengan lampu yang sangat terang diatasku. disana para perawat berusaha mengajakku bercanda, namun aku masih saja takut, bayangan operasi sepertinya sangat mengerikan. apalagi 6 atau 7 perawat semuanya laki - laki, hanya ada satu perempuan. namun dengan santainya dokter menyuntikkan obat bius diinfusku, seketika itu juga ruangan menjadi abu - abu dan tiba - tiba gelap. setelah operasi hampir 4 jam, pecahan tulangku tidak juga ditemukan, akhirnya dokter memutuskan untuk menyelesaikan operasi. kakiku dipasang plate sepanjang paha kanan dengan 10 screw untuk menguatkannya. bangun - bangun sudah adzan magrib yang aku dengar dan aku menggigil kedinginan, padahal sudah berselimut tebal. . rasanya badan ini lemah tak berdaya, walau hanya untuk membuka mata. aku benar - benar sadar pukul 8 malam, ketika ibuku baru datang dari jakarta menjemput embah untuk lebaran. semalaman diruang ICU mata ini tak bisa bener - benar terpejam, seperti setengah sadar setengah diawang - awang. apa ini efek bius total dari operasi yang baru saja berjalan?? esoknya aku dibawa kembali keruang radiologi untuk melihat hasil operasi dengan selang darah tertancap di paha kananku dan infus di tangan kiriku, semuanya baik dan rapi namun pecahan tulang itu tetap masih ada walau pada saat bedah tidak diketemukan. seminggu kemudian aku baru diperbolehkan pulang. walau baru bisa duduk dan masih dibopong untuk berpindah tempat. namun biaya rumah sakit yang mahal jadi pertimbangan. Alhamdulillah kini sudah bisa berjalan walau belum normal dan subhanallah tidak ada luka lain dalam badanku kecuali tulang yang patah serta adikku sehat walafiat dan hanya sedikit memar dilututnya karena dia memakai rok dan jatuh kearah depan. untuk semua teman - teman, ternyata operasi itu tidak se-menyeramkan seperti yang dibayangkan. namun siapa pula yang mau dioperasi dan menjalani sakit. namun dibalik semuanya pasti ada hikmahnya, mungkin Allah mengingatkan kesalahan - kesalahan yang telah diperbuat waktu kita diberi kesehatan, atau mungkin kita diberikan waktu istirahat dari kelelahan menjalani kehidupan dunia yang berwarna. Wallahu a'lam *untuk proses penyembuhan patah tulang dan pengembalian fungsi tulang akan saya tuliskan kemudian

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/fettykurnia/operasi-patah-tulang-yang-kujalani_550076b4a33311a96f51132e
adakala nya manusia mengalami kejadian yang tak mungkin terlupakan seumur hidupnya. entah itu suka maupun duka yang kita tak bisa menduga, mengira dan bahkan menghindarinya. layaknya lahir pada tanggal berapa atau dari rahim siapa? entah meninggal kapan dengan cara apa? semuanya serba tanda tanya untuk manusia namun tidak untuk yang maha kuasa. tak pernah kusangka sebelumnya aku akan mengalami suatu hal yang tak pernah terduga. hari senin tanggal 23 Agustus 2010 jam 07.00 aku keluar dari rumah saudara untuk mengantarkan adikku ke sekolah. karena rumah berada di gang maka didepan gang aku berhenti sebentar untuk menengok kan kan kiri jalan untuk menyeberang. suasana biasa - biasa saja, tidak begitu ramai karena masih pagi dan bulan puasa juga. anak - anak sekolah cenderung masuk lebih siang, begitupun dengan orang yang bekerja. dari kiri jalan ada seorang ibu yang mengendarai motor maticnya dengan tenang, setelah dia lewat maka akupun menyeberang jalan, baru berjalan 3 meter setelah menyeberang tiba - tiba ada motor kencang dari arah berlawanan. dijalan yang hanya berukuran kurang lebih 3 atau 4 meter ini dia tidak bisa mengendalikan apa laju kendaraan. aku kaget bukan kepalang, karena motor kami tiba - tiba berhadapan. dan dengan hitungan detik, aku menyaksikan motor terhantam, kakiku sebelah kanan tertabrak ban dengan sangat kencang. aku sempat berujar dan menyebut tuhan "Ya Allah, kakiku". karena aku merasakan tumbukan yang sangat keras menghantamku. aku tidak tahu juga berapa detik aku pingsan, karena helm yang kukenakan sudah dilepaskan ato terlepas entahlah kutak tahu. yang aku tahu posisiku duduk seperti duduk diantara 2 sujud menghadap keselatan, motorku menimpaku. orang - orang sudah bergerombol menolongku, adikku menangis dan menjerit melihatku dan berkata "mbak, sikilmu (mbak, kakimu)". aku masih belum mengerti apa yang terjadi. setelah motorku disingkirkan, tanganku diangkat orang, namun aku tidak bisa berdiri. mendengar tangisan adikku dan apa yang kurasakan, aku ketakutan, jangan - jangan waktu diangkat kakiku sudah terlepas dari persendiannya. namun alhamdulillah ya Allah, kaki hamba masih utuh walau memang sakitnya luar biasa dan kaki kanan bengkok ke kiri. sambil menunggu mobil yang akan mengantarkanku kerumah sakit, budeku menggunting celana panjang yang ku kenakan. rasanya dari lulut kebawah sakit sekali untuk bergerak. bahkan saat itulah lebih sakit dari waktu terjadi kecelakaan. aku hampir tak kuat menahan. sampai dRSU Dr. Soedono Madiun , setelah keluarga ribet dengan urusan administratif akhirnya diberi perawatanlah sama para perawat - perawat disitu. habis diinfus lalu dibawa keruang radiologi. sebelumnya kukira lututku yang luka karena disitu pusat rasa sakitnya, namun ternyata patahan tulang terjadi kurang lebih 10 cm dsiatas lutut, yaitu pada tulang paha (dalam bahasa dokternya femur). akhirnya dokter yang menangani mengharuskan untuk segera dioperasi karena tulang patah dan ada serpihan tulang yang pecah dan menyebar di daging. karena rumah orang tuaku jauh dari madiun, kurang lebih 1,5 jam perjalanan, maka keluarga yang ada tidak diperkenankan untuk menandatangani berkas - berkas operasi. namun aku diberikan perawatan awal berupa obat anti nyeri dan kakiku digips agar tulangku yang bengkok bisa kembali lurus. kurang lebih jam 09.00 bapakku datang dan langsung dihampiri dokter yang menanganiku, tanpa basa basi sang dokter bilang "pak ini operasi, biaya sekian juta, iya apa tidak?" dalam hati aku berkata "ya Ampun dok, orang baru dateng langsung ditanyain masalah uang, tanpa menjelaskan keadaan sakitnya". tanpa berfikir panjang bapakku langsung menandatangani surat - surat untuk operasi, dan terjadi kesepakatan operasi akan dilaksanakan pukul 12.00 siang ini juga. setelah berkas - berkas selesai aku lalu dibawa ke ruang tunggu operasi. sampai pukul 12.00 belum ada tanda - tanda aku akan dibawa kekamar operasi padahal obat bius dikakiku sudah habis. perih, panas dan nyeri sekali rasanya sampai aku memaksa untuk disuntik obat anti nyeri lagi, namun perawat menolak karena operasi akan segera dilaksanakan. namun sampai pukul 12.30 perawatnya bilang dokter masih rapat, operasi ditunda. dengan desakanku lagi akhirnya perawat menyerah dan aku disuntik obat anti nyeri lagi. kurang lebih pukul 14.00 aku dibawa kekamar operasi. rasanya takut sekali masuk keruangan ini. dengan hanya memakai baju pasien dan selimut aku dipindahkan ke meja operasi dengan lampu yang sangat terang diatasku. disana para perawat berusaha mengajakku bercanda, namun aku masih saja takut, bayangan operasi sepertinya sangat mengerikan. apalagi 6 atau 7 perawat semuanya laki - laki, hanya ada satu perempuan. namun dengan santainya dokter menyuntikkan obat bius diinfusku, seketika itu juga ruangan menjadi abu - abu dan tiba - tiba gelap. setelah operasi hampir 4 jam, pecahan tulangku tidak juga ditemukan, akhirnya dokter memutuskan untuk menyelesaikan operasi. kakiku dipasang plate sepanjang paha kanan dengan 10 screw untuk menguatkannya. bangun - bangun sudah adzan magrib yang aku dengar dan aku menggigil kedinginan, padahal sudah berselimut tebal. . rasanya badan ini lemah tak berdaya, walau hanya untuk membuka mata. aku benar - benar sadar pukul 8 malam, ketika ibuku baru datang dari jakarta menjemput embah untuk lebaran. semalaman diruang ICU mata ini tak bisa bener - benar terpejam, seperti setengah sadar setengah diawang - awang. apa ini efek bius total dari operasi yang baru saja berjalan?? esoknya aku dibawa kembali keruang radiologi untuk melihat hasil operasi dengan selang darah tertancap di paha kananku dan infus di tangan kiriku, semuanya baik dan rapi namun pecahan tulang itu tetap masih ada walau pada saat bedah tidak diketemukan. seminggu kemudian aku baru diperbolehkan pulang. walau baru bisa duduk dan masih dibopong untuk berpindah tempat. namun biaya rumah sakit yang mahal jadi pertimbangan. Alhamdulillah kini sudah bisa berjalan walau belum normal dan subhanallah tidak ada luka lain dalam badanku kecuali tulang yang patah serta adikku sehat walafiat dan hanya sedikit memar dilututnya karena dia memakai rok dan jatuh kearah depan. untuk semua teman - teman, ternyata operasi itu tidak se-menyeramkan seperti yang dibayangkan. namun siapa pula yang mau dioperasi dan menjalani sakit. namun dibalik semuanya pasti ada hikmahnya, mungkin Allah mengingatkan kesalahan - kesalahan yang telah diperbuat waktu kita diberi kesehatan, atau mungkin kita diberikan waktu istirahat dari kelelahan menjalani kehidupan dunia yang berwarna. Wallahu a'lam *untuk proses penyembuhan patah tulang dan pengembalian fungsi tulang akan saya tuliskan kemudian

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/fettykurnia/operasi-patah-tulang-yang-kujalani_550076b4a33311a96f51132e
adakala nya manusia mengalami kejadian yang tak mungkin terlupakan seumur hidupnya. entah itu suka maupun duka yang kita tak bisa menduga, mengira dan bahkan menghindarinya. layaknya lahir pada tanggal berapa atau dari rahim siapa? entah meninggal kapan dengan cara apa? semuanya serba tanda tanya untuk manusia namun tidak untuk yang maha kuasa. tak pernah kusangka sebelumnya aku akan mengalami suatu hal yang tak pernah terduga. hari senin tanggal 23 Agustus 2010 jam 07.00 aku keluar dari rumah saudara untuk mengantarkan adikku ke sekolah. karena rumah berada di gang maka didepan gang aku berhenti sebentar untuk menengok kan kan kiri jalan untuk menyeberang. suasana biasa - biasa saja, tidak begitu ramai karena masih pagi dan bulan puasa juga. anak - anak sekolah cenderung masuk lebih siang, begitupun dengan orang yang bekerja. dari kiri jalan ada seorang ibu yang mengendarai motor maticnya dengan tenang, setelah dia lewat maka akupun menyeberang jalan, baru berjalan 3 meter setelah menyeberang tiba - tiba ada motor kencang dari arah berlawanan. dijalan yang hanya berukuran kurang lebih 3 atau 4 meter ini dia tidak bisa mengendalikan apa laju kendaraan. aku kaget bukan kepalang, karena motor kami tiba - tiba berhadapan. dan dengan hitungan detik, aku menyaksikan motor terhantam, kakiku sebelah kanan tertabrak ban dengan sangat kencang. aku sempat berujar dan menyebut tuhan "Ya Allah, kakiku". karena aku merasakan tumbukan yang sangat keras menghantamku. aku tidak tahu juga berapa detik aku pingsan, karena helm yang kukenakan sudah dilepaskan ato terlepas entahlah kutak tahu. yang aku tahu posisiku duduk seperti duduk diantara 2 sujud menghadap keselatan, motorku menimpaku. orang - orang sudah bergerombol menolongku, adikku menangis dan menjerit melihatku dan berkata "mbak, sikilmu (mbak, kakimu)". aku masih belum mengerti apa yang terjadi. setelah motorku disingkirkan, tanganku diangkat orang, namun aku tidak bisa berdiri. mendengar tangisan adikku dan apa yang kurasakan, aku ketakutan, jangan - jangan waktu diangkat kakiku sudah terlepas dari persendiannya. namun alhamdulillah ya Allah, kaki hamba masih utuh walau memang sakitnya luar biasa dan kaki kanan bengkok ke kiri. sambil menunggu mobil yang akan mengantarkanku kerumah sakit, budeku menggunting celana panjang yang ku kenakan. rasanya dari lulut kebawah sakit sekali untuk bergerak. bahkan saat itulah lebih sakit dari waktu terjadi kecelakaan. aku hampir tak kuat menahan. sampai dRSU Dr. Soedono Madiun , setelah keluarga ribet dengan urusan administratif akhirnya diberi perawatanlah sama para perawat - perawat disitu. habis diinfus lalu dibawa keruang radiologi. sebelumnya kukira lututku yang luka karena disitu pusat rasa sakitnya, namun ternyata patahan tulang terjadi kurang lebih 10 cm dsiatas lutut, yaitu pada tulang paha (dalam bahasa dokternya femur). akhirnya dokter yang menangani mengharuskan untuk segera dioperasi karena tulang patah dan ada serpihan tulang yang pecah dan menyebar di daging. karena rumah orang tuaku jauh dari madiun, kurang lebih 1,5 jam perjalanan, maka keluarga yang ada tidak diperkenankan untuk menandatangani berkas - berkas operasi. namun aku diberikan perawatan awal berupa obat anti nyeri dan kakiku digips agar tulangku yang bengkok bisa kembali lurus. kurang lebih jam 09.00 bapakku datang dan langsung dihampiri dokter yang menanganiku, tanpa basa basi sang dokter bilang "pak ini operasi, biaya sekian juta, iya apa tidak?" dalam hati aku berkata "ya Ampun dok, orang baru dateng langsung ditanyain masalah uang, tanpa menjelaskan keadaan sakitnya". tanpa berfikir panjang bapakku langsung menandatangani surat - surat untuk operasi, dan terjadi kesepakatan operasi akan dilaksanakan pukul 12.00 siang ini juga. setelah berkas - berkas selesai aku lalu dibawa ke ruang tunggu operasi. sampai pukul 12.00 belum ada tanda - tanda aku akan dibawa kekamar operasi padahal obat bius dikakiku sudah habis. perih, panas dan nyeri sekali rasanya sampai aku memaksa untuk disuntik obat anti nyeri lagi, namun perawat menolak karena operasi akan segera dilaksanakan. namun sampai pukul 12.30 perawatnya bilang dokter masih rapat, operasi ditunda. dengan desakanku lagi akhirnya perawat menyerah dan aku disuntik obat anti nyeri lagi. kurang lebih pukul 14.00 aku dibawa kekamar operasi. rasanya takut sekali masuk keruangan ini. dengan hanya memakai baju pasien dan selimut aku dipindahkan ke meja operasi dengan lampu yang sangat terang diatasku. disana para perawat berusaha mengajakku bercanda, namun aku masih saja takut, bayangan operasi sepertinya sangat mengerikan. apalagi 6 atau 7 perawat semuanya laki - laki, hanya ada satu perempuan. namun dengan santainya dokter menyuntikkan obat bius diinfusku, seketika itu juga ruangan menjadi abu - abu dan tiba - tiba gelap. setelah operasi hampir 4 jam, pecahan tulangku tidak juga ditemukan, akhirnya dokter memutuskan untuk menyelesaikan operasi. kakiku dipasang plate sepanjang paha kanan dengan 10 screw untuk menguatkannya. bangun - bangun sudah adzan magrib yang aku dengar dan aku menggigil kedinginan, padahal sudah berselimut tebal. . rasanya badan ini lemah tak berdaya, walau hanya untuk membuka mata. aku benar - benar sadar pukul 8 malam, ketika ibuku baru datang dari jakarta menjemput embah untuk lebaran. semalaman diruang ICU mata ini tak bisa bener - benar terpejam, seperti setengah sadar setengah diawang - awang. apa ini efek bius total dari operasi yang baru saja berjalan?? esoknya aku dibawa kembali keruang radiologi untuk melihat hasil operasi dengan selang darah tertancap di paha kananku dan infus di tangan kiriku, semuanya baik dan rapi namun pecahan tulang itu tetap masih ada walau pada saat bedah tidak diketemukan. seminggu kemudian aku baru diperbolehkan pulang. walau baru bisa duduk dan masih dibopong untuk berpindah tempat. namun biaya rumah sakit yang mahal jadi pertimbangan. Alhamdulillah kini sudah bisa berjalan walau belum normal dan subhanallah tidak ada luka lain dalam badanku kecuali tulang yang patah serta adikku sehat walafiat dan hanya sedikit memar dilututnya karena dia memakai rok dan jatuh kearah depan. untuk semua teman - teman, ternyata operasi itu tidak se-menyeramkan seperti yang dibayangkan. namun siapa pula yang mau dioperasi dan menjalani sakit. namun dibalik semuanya pasti ada hikmahnya, mungkin Allah mengingatkan kesalahan - kesalahan yang telah diperbuat waktu kita diberi kesehatan, atau mungkin kita diberikan waktu istirahat dari kelelahan menjalani kehidupan dunia yang berwarna. Wallahu a'lam *untuk proses penyembuhan patah tulang dan pengembalian fungsi tulang akan saya tuliskan kemudian

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/fettykurnia/operasi-patah-tulang-yang-kujalani_550076b4a33311a96f51132e

Wednesday 16 March 2016

Perjalanan Panjang Menuju Pantai Siung Gunung Kidul Jogja

Hello my blog readers, sudah jalan - jalan kemana aja nie kialian setelah aku vakum nulis hampir 2 bulan. Akhirnya niat nulis acara piknik tahun baru kemarin terealisasi. iya aku faham banget ini kalau anak hits instagram bilang #latepost pakai banget. Yach maklum ya, yang nulis ini bukan anak yang nge hits nya realtime. Semua butuh proses dan akan indah pada waktunya. Halah aku mulai ngelantur gak jelas ini. Oke2 back to topic, disini aku akan nulis salah satu bagian dari piknik tahun baruanku kemarin.

Perjalanan Panjang Menuju Pantai Siung Jogja. Iya ini panjang banget jalannya, sampe rasanya gak nyampek2. Ya emang panjang sie buat aku, lah berangktnya dari Surabaya maraton naik bus AC tarif ekonomi yang berdesak - desakan. Ceritanya aku gak ada rencana sama sekali mau taun baruan, sudah merasa sangat tua untuk hura - hura, hahahhaa. Tapi setelah liburan natal tiba - tiba ada seorang temen di Madiun yang ngajakin piknik tipis - tipis ke jogja. Duh mana bisa nolak aku kalau diajak jalan begini. Jadi berikut kronologi perjalanan panjang tapi membahagiakan itu.

30 Desember 2015 pukul 10 malam setelah kelar urusan domestik selepas pulang kerja, berangkatlah aku ke terminal Bungurasih. Gak kaget sie kalau terminal  ini rame, tapi malam ini tu rame pake banget. Busnya nggak ada tapi manusianya memenuhi  jalur pemberangkatan bus, dengan usaha ekstra banget bisa dapet tempat duduk. Hampir 5 jam perjalanan menuju Madiun karena sampe sana sudah hampir jam 3 pagi. Lumayan punya waktu sebentar untuk tidur. Baru sekejap memejamkan mata udah subuh pemirsa, dan porsiapan langsung kulakukan tanpa malas - malasan. 

31 Desember 2015 tepat jam 7 pagi, temen - temenku dalam perjalanan kali ini sudah sampai di depan rumah. Okelah sebungkus nasi pecel belum sempat dimakan dan teh panas nya masih kepanasan untuk dinikmati sebelum bepergian. 

Dari Kota Madiun (catet ya kota soalnya banyak yang tidak tahu kalau Madiun itu terbagi menjadi 2 wilayah administratif yaitu Kota Madiun dan Kabupaten Madiun) kita mengambil rute sarangan - tawangmangu agar punya kesempatan sarapan sate tahu di jalan tembus dengan view telaga sarangan. Karena niatnya liburan ya jadi sambil santai - santai juga menikmati sejuknya udara gunung lawu. Hampir pukul 11 siang kita baru meneruskan perjalanan.

Jalan Tembus Sarangan Tawang Mangu

Cemoro Sewu

Pilih Arah
Jalan tembus cemoro sewu sarangan ini bagiku jalan yang keren dan berkesan banget. Dramatis banget karena siang ini kami melewatinya ketika kabut dan lumayan sepi. Duh berasa lagi di film hoolywood gitu deh kalau lewat jalan ini. Setengah 2 siang kita berhenti sebentar di POM Bensin Delanggu Klaten untuk beristirahat dan  menunaikan kewajiban bersyukur kepada pemberi kesempatan berpiknik. Setelah melewati prambanan, mobil kami arahkan ke kiri mengikuti papan petunjuk jalan menuju Gunung Kidul. Oh iya, google maps juga nyala terus sih, daripada salah jalan mending boros kuota dikit tapi berada di jalur yang benar.

Jalan pantai selatan Gunung Kidul
Dan ada pemandangan menarik di tengah jalan  yang membuat kami berhenti. Ada penjual kudapan ekstrem khas Gunung Kidul yaitu Walang Goreng. Ya sudah deh untuk mengobati rasa penasaran akhirnya belu toples Walang Goreng seharga Rp.25.000,-. Gak tau ini harga mahal atau murah, tapi ternyata setengah isi toplesnya adalah kardus, baru setengah diatasnya adalah isinya. Pinter banget ini penjual ya. 

Pedagang Walang Goreng di Gunung Kidul
Duh, liatnya aja gak tahan apalagi makan. Tapi temen2ku doyan maksimal
Perjalan menuju tempat yang indah memang perlu melewati ketidaktahuan dan liku - liku dan  yang panjang.Hingga akhirnya kami diberhentikan oleh beberapa orang yang ternyata petugas retribusi masuk wisata pantai Gunung Kidul. Ada tiga pantai yang bisa datangi tanpa membayar lagi dengan tiket dibawah ini yaitu Pantai Nglambor, Pantai siung dan pantai wediombo. Tapi  akhirnya kita memilih untuk ke pantai siung karena akses mobil bisa diparkir tepat didekat bibir pantai padahal rencana awal kami adalah ke pantai Nglambor agar bisa snorkling. Tapi lokasi parkir mobil yang jauh dari pantai dan harus ditempuh dengan ojek selepas parkiran maka kita rubah deh acaranya tanpa mengurangi kebahagian perjalanan kami.

Tiket Masuk Kawasan Pantai Gunung Kidul
Karakteristik pantai selatan Gunung Kidul hampir sama, pasir yang putih bersih, karang yang menjulang, bebukitan disekeliling pantai dan ombak yang besar. Setelah bermain air laut sebentar kami memutuskan untuk naik ke atas bukit di sebelah kanan area pantai untuk mencari tempat mendirikan tenda. Iya niat kami memang mau menikmati malam tahun baru dengan camping di pinggir pantai. Berhubung  kami datang kesorean maka area ngecamp di deket bibir  pantai sudah penuh diisi tenda maka kesempatan bagi kita mencari spot lain yang lebih menantang.



Tepi Pantai Siung



Ombaknya mulai besar yook kita mendaki bukit pantai siung

Pantai Siung dari atas bukit

Stay cool walaupun sebenernya takut berdiri disini


Sudah mulai lelah

Hamparan ladang di tepi lautan


Serius ini gak nginjek tanaman warga kok, lewatnya jalan setapak tapi emang banyak rerumputan jadi tetep tempat kita menapak terlihat hijau.

ketika matahari mulai menghilang

Berenang di kala senja

Untuk naik ke bukit ini, pengunjung pantai siung dikenai tarif tambahan sebesar seribu rupiah. Jangan buru - buru ngomel dengan retribusi tanpa karcis ini ya karena diatas kamu akan lihat laut dengan sudut pandang yang sangat amat indah. Apalagi saat petang menjelang. Subhanallah ya ^_^
Dan akhirnya kami memutuskan untuk nge camp malam nanti di puncak ini. hari sudah menjelang magrib, kita memutuskan turun dulu untuk mandi, makan dan mengambil peralatan camping.


Mau tau kayak apa serunya camping ala kita di malam tahun baru 2016 kemarin. Simak tulisan selanjutnya ya.