Tuesday 26 January 2016

Eksplore Tuban Dalam Satu Hari Bagian 2 (Pantai Boom, Klenteng Kwan Sing Bio & Air Terjun Nglirip)

Akhirnya berkesempatan melanjutkan tulisan sebelumnya tentang wisata sehari di kota tuban. Ada tiga tempat lagi yang mau kutulisakan  pada post kali ini. Karena perjalanannya sudah beberapa bulan lalu, jadi banyak detail  yang aku lupa. Maafkan ketidak konsistenan saya menulis ya? ^_^

Pantai Boom
Ini adalah tujuan utama kita selepas makan siang. Terletak di wilayah alun  - alun Tuban, pantai ini menjadi destinasi wisata yang sayang dilewatkan jika berkunjung ke Tuban. Pantai Boom sama seperti karakter pantai utara jawa yang cenderung berpasir coklat dan air laut di tepi juga cenderung keruh, jadi kurang menarik untuk bermain air di pantai ini. Secara ilmiah mungkin ada yang bisa menjelaskan di kolom komentar kenapa demikian.

Sugeng Rawuh Pantai Boom Tuban

Meski demikian, disini terdapat taman dan gajebo yang nyaman yang disediakan bagi para pengunjung sebagai tempat berlindung dari sengatan sinar matahari ketika menikmati deburan ombak dan semilir angin di anjungan buatan  yang jauhnya bikin lumayan capek jalan.

Deretan Gazebo di anjungan pantai


Di ujung anjungan

Hasil SKSD pinjem pancing orang


Tapi kamu harus tetap melangkahkan kaki ya sampai ke ujung anjungan. disana kamu bisa melihat banyak pemancing dan sok akrab aja pinjam pancingnya agar sekali - kali kamu merasakan sensai mancing di tepi lautan pantai utara jawa.  Bagi kamu yang hobi poto dan difoto (kalau ini aku banget), disini banyak spot - spot cantik yang bisa dibidik. Misalnya relief yang jadi background foto gak jelasku ini. Cukup waktu satu jam saja mengelilingi pantai ini. Mengejar waktu kita langsung menuju destinasi selanjutnya.

relief sambutan setelah loket masuk Pantai Boom



Klenteng Kwan Sing Bio


Klenteng ini terletak di jalur utama pantura yang banyak dilintasi kendaraan umum atau lebih tepatnya  berada di Jalan  RE. Martadinata No.1, Karangsari, Kec. Tuban.  Untuk berkunjung kesini kita hanya perlu membayar parkir kendaraan dan meninggalkan kartu identitas di pos satpam.

Bangunan Utama Klenteng Kwan Sing Bio
Klenteng Kwan Sing Bio menganut ajaran Tri Dharma yaitu Budha, Tao dan Konghucu dengan pemujaan pada dewa utamanya yaitu Dewa Kwan Kong. Selaras dengan arti nama Kwan Sing Bio yang berarti kelenteng untuk memuja dan menghormati Dewa Kwan Kong.
 
memasuki klenteng dari sisi pintu sebelah kiri kita akan disambut dengan beragam mural bergambar candi borobudur, tembok besar cina serta peta  negara kesatuan republik indonesia. setelahnya kita akan menuju bagian belakang klenteng  yang merupakan bangunan - bangunan sangat "tiongkok" dengan warna dominan merah, hijau dan kuning yang semarak. terdapat taman bunga dan kolam yang artistik dengan ornamen patung naga diberbagai sudutnya.

Mural di dinding sebelah kiri klenteng

Dari bagian belakang itu kita berjalan menuju arah depan lagi namun dengan melewati sisi kiri klenteng. Disitu terdapat banyak bangunan kecil dan lampion - lampion yang sungguh ciamik. ditengah - tengah klenteng ini adalah bagian utama yang digunakan untuk tempat ibadah dan aula besar seperti gedung pertemuan. 

Pilar di area kolam belakang klenteng



arsitektur khas klenteng

Diantara kolam dan taman

Lampion di taman sebelah kanan klenteng




Masih dengan kekaguman arsitektur klenteng Kwan sing Bio, Namun waktu yang memaksa aku melanjutkan perjalanan di destinasi terakhirku .



Mata Air Krawak & Air Terjun Nglirip

Bagian ini yang susah diceritakan karena sebenarnya aku gagal total menikmati pemandangan air terjun nglirip yang ngehits di instagram itu. Letak Air terjun Nglirip ini  di kecamatan singgahan, kita 37 KM sebelah barat daya Kota Tuban. ceritanya kita dateng saat kemarau pada puncaknya, akibatnya aliran sungai diatas air terjun nglirip ini di bendung untuk dialirkan ke pertanian warga. Jadi harapan melihat air biru kehijauan jatuh dari ketinggian 25 meter di tebing kapur sirna sudah.

tak ada air, foto didepan penanda inipun jadi :D


Jalan menuju air terjun yang tak ada airnya

Namun kekecewaan itu terbayar kok saat ada opsi tempat menarik  lain didekat lokasi ini yaitu mata air krawak. Judulnya aja mata air, so pasti ditempat ini kamu bisa  melihat gelembung - gelembung air yang sangat jernih muncul dari dasar sungai dan disela - sela bebatuan. sekitar pukul 4 sore waktu aku mengunjungi tempat ini, ada beberapa orang yang mandi ataupun bermain air disini namun gak rame banget sie. Jadi kalian masih bisa menikmati sensasi cerita putri - putri kayangan turun dari langit hanya untuk mandi disungai ditengah hutan lebat ala dongeng Jaka Tarub itu.

Oh iya kegelisahanku tentang hutan dan sungai pernah aku tulis disini.

Duh jernihnya air sungai ini

Berasa bernostalgi

Kesimpulannya, Tuban mengagumkan. Bisa jadi opsimu piknik tipis - tipis diakhir pekan.







Friday 15 January 2016

Sisi Lain Teror Bom Sarinah, Tulisan Punya Kekuatan Merubah Sejarah

"TULISAN ADALAH LISAN YANG TAK TERUCAPKAN"
Arnova Reswari


Quote singkat hasil blogwalking dari akun tumblr seorang blogger itu rasanya tepat mengawali apa yang akan kutuliskan kali ini terkait teror bom yang kemarin (14/1/15) terjadi di sekitar pusat perbelanjaan paling tua di Indonesia bernama Sarinah. 

Analisa tentang teror bom Sarinah ini dari sisi motivasi, konspirasi, kronologi, pihak yang bertanggungjawab dan hal unik lainnya seperti polisi ganteng hingga tukang sate yang santai sudah banyak disampaikan dan ditulis oleh banyak orang yang memang faham tentang masalah ini ataupun lebih banyak lagi yang ngomong tak berdasar namun mengedepankan prinsip yang penting eksis. 

Hanya selang beberapa jam setelah kejadian, dikutip dari portal www.cnnindonesia.com Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian dengan yakin mengatakan bahwa otak dibalik serangan bom Sarinah adalah Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo atau yang familiar disapa Bahrun Naim. 

Dengan keyword "Bahrun Naim" langsung kurealisasikan bakat kepo-ku di sela - sela menuntaskan kerjaan yang tak kelar - kelar. Hingga lewat tengah malam terdamparlah aku disebuah situs citizen journalism Kompasiana dengan judul yang Otak Teror di Kawasan Sarinah NgeBlog? Tulisan yang aku baca sampai berkali - kali yang kemudian membuatk ngeklik blog bernama domain www.bahrunnamim.co dengan latar utama blog putih dengan judul Bahrunnaim: Analis, Strategi, dan Kontra Intelijen. 

screen capture blog bahrunnaim.co ketika masih bisa diakses

Hingga pukul 2 dini hari tadi (12/115) blog tersebut masih bisa diakses dan saya sempat membaca beberapa postingannya sampai akhirnya aku kalah oleh ngantuk. Nah ketika sore ini sudah sedikit santai dan ingin membaca lagi blog tersebut dari hape dengan provider indosat sudah tidak bisa tersambung. sedangkan ketika membuka dari komputer yang menggunakan jaringan indihome, blog tersebut justru menampilkan iklan internet positif. oke fix, blog ini udah lenyap. Jadi kemudian saya kutip lagi tulisan mas webe (sumpah ini saya sok kenal) tentang postingan di blog tersebut kira - kira isinya begini :

Tahun 2013, terdapat 10 artikel, tahun 2014 berjumlah 78 artikel, dan di tahun 2015, 48 artikel. Bahrun adalah residivis kepemilikan senjata pada tahun 2010 dikabarkan berada di Suriah bergabung dengan kelompok ISIS. Dalam artikel tertanggal 15 November 2015, berjudul 'Pelajaran Dari Serangan Paris' cukup jelas Bahrun mengatakan "Serangan ini cukup menakjubkan, karena : pertama, dilakukan oleh pemuda pemuda terbaik yang berusia 15 tahun hingga 18 tahun". Menurutnya, "Kenapa saya katakan inspiratif? bukankah terdapat serangan serangan mematikan yang dilakukan oleh lonewolf di berbagai wilayah sebelumnya." Dalam tulisannya, "Pertama, dari sisi korban jiwa yang cukup besar. Kedua, dari sisi perencanaan yang matang baik dari sisi target, timing, hingga akhir misi (end of action) yang berani."

Meski ada beberapa media yang saya baca mengulas tentang blog ini, namun sepertinya kurang menarik minat para netizen untuk mengomentari. Nah disinilah point yang akan saya tulis. Bagaimana tulisan itu memiliki kekuatan yang luar biasa untuk memepengaruhi sejarah.

Dari judul blog bahrunnaim.com serta dari review yang ditulis oleh mas webe dan beberapa media online bisa disimpulkan bahwa penulis blog ini yang marilah sama - sama kita anggap benar adalah Bahrun Naim adalah orang yang faham betul tentang analisis, strategi dan kotra intelegen. Kesimpulan saya ini semakin dikuatkan ketika saya menyimak wawancara televisi dengan beberapa orang yang pernah mengenal Bahrun Naim dengan kesimpulan "Naim memang pendiam, namun dia adalah orang yang cerdas dalam menganalisa serta piawai menulis ide dan pemikirannya". Hal ini saya sepakati, karena hanya dengan membaca tak lebih dari lima postingannya saya bisa meresapi apa yang ingin disampaikannya. Bahkan postingannya tentang  bagaimana cara membuat detonator TATP hingga disiplin menjadi sniper bisa saya fahami tanpa berfikir keras meskipun saya sama sekali buta tentang hal ini.

Kepiawaianya merangkai abjad ini tak berlebihan jika dia dengan usia yang masih muda dan rekam jejak yang "singkat" sudah diperhitungkan menjadi salah satu kandidat pemimpin ISIS di Asia Tenggara. Bisa saja Naim memanfaatkan kemampuannya ini untuk mencuci otak para pengikutnya yang kemudian dengan rela melakukan aksi yang berakhir kematian di Sarinah kemarin,meski saat ini dikabarkan bahwa Bahrun Naim tinggal di Suriah yang jaraknya sangat jauh dari Indonesia.

Sangat disayangkan memang, kelebihan menulis yang harusnya dimanfaatkan untuk pencerahan bagi umat justru digunakan untuk memprovokasi atau minimal menjadi rujukan tata cara dan inspirasi aksi terorisme. Mungkin bagi pemikiran mereka ini sebuah perjuangan, namun aku belum bisa menemukan alasan apapun untuk membenarkan tindakan menghabisi nyawa manusia ini. Bahrun Naim bukan hanya menulis tentang terorisme tidak  di blog nya namun  juga di Sejarah Indonesia.

Akan kubandingkan dengan tulisan lain yang punya kekuatan merubah sejarah. Siapa yang tidak kenal dengan tokoh  emansipasi wanita Indonesia ini.  Berkat coretan tintanya yang kemudian dirangkai menjadi sebuah buku itu menjadi simbol perjuangan bahwa perempuan Indonesia juga berhak mendapat pendidikan  dan perlakuan yang sama dalam mengakses pengetahuan seperti laki - laki. Adalagi Soe Hok Gie, aktivis satu ini juga dikenang dan diikuti rekam jejaknya karena kumpulan tulisannnya. Saya tidak membandingkan mereka secara personal dan situasi sosial saat mereka hidup dan menuliskan pemikiran. Hanya konteks tulisan yang ketiganya sama  memanfaatkannya untuk perjuangan.

Meski abjad yang waktu kecil kita pelajari hanya memiliki 26 varian, namun kita bisa memilih  merangkainya menjadi kata, kalimat dan paragrap yang sangat beragam. Bahkan susunan abjad yang kita tuliskan bisa dimaknai berbeda oleh masing - masing pembacanya.

Jadi, pilihan menulis tentang apa memang  ada ditangan dan pikiran kita. Namun, jangan dilupakan bahwa tulisanmu bisa saja punya kekuatan merubah sejarah. Maka goreskan sejarah yang manfaatnya akan dikenang dengan senyuman oleh pembacanya sampai waktu tak terhingga.





Sunday 10 January 2016

Mengejar Matahari Di Antara Pasir Berbisik Gunung Bromo

Puncak Bromo, salah satu bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang letaknya melingkupi beberapa kabupaten di Jawa Timur yaitu Kabupeten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo ini tentu sangat familiar bagi para traveller. Apalagi saat beberapa minggu terakhir media intens memberitakan tentang kepulan asap dari puncak kawahnya hingga  gunung bromo ditetapkan berstatus siaga, efeknya membuat badara Abdul Rahman Saleh Malang beberapa kali menghentikan kegiatan penerbanganannya. Dan karenanyalah terbuka file foto beberapa bulan lalu di Bromo kemudian muncul semangat  menuliskan pengalamanku ketika di Bromo 16 Agustus 2015 silam.

Bisa dibilang ini salah satu perjalananku yang sangat amat berantakan dan kurang menyenangkan. Rasanya I've got nothing in this trip, jadi bikin males awalnya untuk ditulis. Jadi ceritanya ini adalah perjalanan pertamaku dan kedua temenku Vhio dan Uus ke Bromo.  Karena sama - sama belom tau tapi pengen banget kesana dengan aman dan tenang, maka setelah melakukan serangkaian browsing dan diskusi jarak jauh selama berhari - hari akhirnya kita putuskan  ikut open trip. Alasannya sie biar kita gak ribet udah ada yang urus dan ngarahin di perjalanan. Eh dan tentu saja lebih hemat karena kita cuma jalan bertiga. dan terpilihlah salah satu travel agent yg ngadain open trip di tanggal itu. dan ditentukan meeting point di Malang Kota.

Setelah perjalanan menembus macet dari Madiun ke Malang
Ngeksis biar nggak ngantuk nunggu jemputan di Legend Coffe Malang

15 Agustus sore aku berangkat dari gresik menuju malang dengan bus yang penuh sesak dan harus oper bus dulu di terminal bungur asih surabaya. ya maklum sie soalnya naiknya aku bus ekonomi dan itu long weekend, secara hari senin 17 agustus tanggal merah. Jadi ini bukan masalah besar buatku. Berbeda dengan dua temenku dari Madiun yang memilih naik travel demi alasan kenyamanan. Kita bertiga janjian di Legend Coffe Malang untuk dijemput Travel Agent-nya. Jadwalnya jemput jam 11 malam tapi molor sampe hampir jam 1, bahkan ini cafe udah mau tutup dan kita udah mau diperingtkan suruh pulang. Ini kesebalan pertama yang bisa ditahan.

Setelah dijemput kita muter jemput dua orang dulu disalah satu hotel, baru kita jalan ke Bromo. Karena dari jam 8an kita betiga udah nongkrong cantik di cafe dan sebelumnya jalan dari kota asal, jadi dipastikan dimobil kita bertiga tidur. 


Gak ngerti deh lewat jalur mana kita berangkat. Ketika terbangun udah macet aja jalan yang ternyata udah sampai di sekitaran Taman Nasional BTS, dan udah sekitar jam 4 subuh. Kerasa dingin banget emang pas baru nyampek di parkiran terakhir sebelum ganti mobil jeep. Jadi persiapkan jaket tebal, kalau bisa yang parasut biar gak meresap embun. Karena kita sudah berada di ketinggian 3000 ++ mdpl.

Area sekitar lokasi jeep ini udah ngalahin pasar sayur kalau subuh ato mall kalau ada diskon gede - gedean, padet banget pokoknya. Setelah kita naik jeep maka tour guide kita ya bapak supir jeepnya itu. Setelah membayar tiket masuk Jeep yang kita naiki ikut antri menuju jalur penanjakan 1 buat lihat sunrise. Tapi apalah daya karena kita dateng udah kesiangan, jeep kita udah gak bisa menuju arah sana. Jadi jeep diarahkan belok menuju Bukit Metigen




Tracking menuju bukit Metigen

Cukup menanjak sie trackingnya, tapi gak akan males jalan karena pemandangannya indah banget. Dari bukit ini juga terlihat matahari terbit sangat dramatis, bukit2 dengan rumput kecoklatan dan bunga putih mekar serta kita bisa melihat lautan pasir  bromo yang terkenal dengan sebutan pasir berbisik itu  dari  atas.

Focus on flower behind us
Sunrise dari Bukit Metigen
Di Bukit ini diperbolehkan dan banyak yang nge-camp, sepeda motor bisa sampai dibawa juga lho

Hello from the other side of Bukit Metigen
Pasir berbisik dari puncak bukit metigen
Tips di sesi ini adalah : Datang lebih awal ke bromo agar tidak terjebak macet, dan pesan dulu jeep biar dapet harga normal sekitar 500 - 600 ribu untuk 4 spot di bromo. karena waktu di parkiran aku mendengar ada yg sewa jeep dengan harga lebih satu juta. Ini nomor bapak jeep yang anterin kita, Bapak Marjoko 085236419015

 Setelah matahari sudah tak malu - malu lagi menampakkan cahayanya, perjalanan kita lanjutkan ke spot selanjutnya yaitu ke Blok Savana Bromo atau yang nge-hits dengan nama Bukit teletubies. Di area ini memang karakter bukitnya memang ditumbuhi rumput bukan hanya batu dan pasir saja. Karena kita datang di saat puncak kemarau, hamparan bukit hijau dan bunganya tak kita dapatkan. Namun bukit dengan balutan rumput kecoklatan ini sungguh eksotis.Di area ini terdapat beberapa orang jualan makanan, baju, souvenir, dan juga persewaan kuda.

Bukit Teletubbies di musim kemarau

Vhio on action



Savana Bromo



Ritual wajib foto - foto  sudah ditunaikan, maka jeep kita menerjang lautan pasir menuju kawasan fenomenal Bromo yaitu "Pasir Berbisik". Konon lautan pasir yang luasnya mencapai hampir 6000 hektar ini, diberi nama demikian karena merupakan lokasi syuting film "Pasir Berbisik" yang dibintangi artis dan sutradara papan atas Indonesia. Di sini, sepanjang mata memandang adalah pasir dan bukit pasir bebatuan tanpa tanaman. Oh iya judika dan duma riris juga syuting vidklip disini lho.
 
We are on Pasir Berbisik Bromountain
Vhio & Uus
Ini masih pagi tapi serius panasnya kebangeten


Diantara jejak langkah yang tertinggal

And our last destination adalah pendakian menuju kawah Bromo. Sampe parkiran jeep aja udah puyeng banget. Manusi banyak banget disini. Ya wajar sie, ini bukan private mountain dan ini loong weekend. Di area jeep ini buanyak banget orang jualan dan nawarin naik kuda. Ngelihat jarak parkiran dari puncak yang lebih dari 2KM, maka akhirnya setelah makan bakso yang rasanya ala kadarnya yang penting perut terisi aku tanya harga kuda. Awalnya sang bapak bilang 150ribu pulang pergi. tapi karena aku sewa 3, akhirnya boleh masing - masing 100ribuan. Serius ini murah, karena sepanjang perjalanan bapaknya jalan kaki megangin kuda yang kita tunggangi, Bapaknya mau mfotoin bahkan menawarkan "mbak mau difoto?" serta dengan setia nunggu kita di bawah tangga pendakian menuju puncak sampai kita turun dan minta balik ke parkiran.



Jalan menuju penanjakan ke kawah bromo

Yang terlihar kecil bergerombol itu adalah tempat pemberhentian kuda, kita harus mulai jalan kaki menuju kawah bromo
Yook antri buat naik ke tangga kawah bromo
bebera langkah lagi kita tiba, sudah terasa bau belerangnya

belakang kita adalah kawah bromo. Hati - hati ya kalau selfie karena pagar dibelakang kita itu gak begitu kokoh
jangan lama - lama di puncak, banyak yang antri

Manusia itu sangat kecil di hadapan semesta, apalagi jika dibanding pencipta semesta dan isinya. Subhanallah
Oh iya, ditengah perjalanan dari parkiran menuju puncak ini kita akan melewati sebuah pura. Aku lupa namanya dan tapi pura ini masih berfungsi sebagai tempat ibadah suku Tengger yang hidup di sekitar bromo ini. Tips satu lagi karena waktu mendaki ini sudah siang dan panas banget serta banyaknya orang yang bikin pasir bromo  beterbangan, aku sarankan bawa kacamata hitam dan masker ya biar gak sesak nafas dan kelilipan. Eh nambah lagi ini tipsnya, usahakan bukan saat long weekend ya kesininya, kalau weekend aja gak apa - apa. Karena dengan terlalu banyak manusia kamu gak akan dapet "banget" indahnya bromo serta sopir jeep akan terburu - buru antar kamu balik biar bisa angkut penumpang lain lagi.


cekrek dulu lah

Jam 11 siang kita udah sampai di mobil lagi untuk melakukan perjalanan menuju malang. Singkat banget deh ini trip nya. Kayaknya lebih asyik kalau nginep disini, biar lebih dapet "feel"nya Bromo.
See you bromo ^_^

Perjalanan itu ya kayak kehidupan. Ada yang perlu dikompromikan. Ada yang tak sesuai harapan yang direncanakan. Namun kita harus terus melangkah karena percaya pasti akan ada hal baru yang panca indra dan hati kita belum pernah rasakan.Dan itu akan membawa pembelajaran dan pemahaman baru yang bisa direnungkan untuk diambil manfaatnya agar semakin  bijak dan berpengetahuan menjalani kehidupan.