Friday 13 March 2015

Makam Sunan Giri, Wisata Religi dan Sosial

Walisongo bukan hal yang asing bagi masyarakat jawa. Walisongo dalam bahasa indonesia berarti Sembilan Wali. Secara terminologi menurut pengertian sebagian ulama ahlussunah, wali adalah orang yang beriman lagi bertakwa tetapi ia bukan seorang nabi. Sedangkan secara populer, Walisongo adalah orang - orang  yang mempunyai ilmu agama Islam yang baik yang kemudian menjadi tokoh penyebar agama Islam di pulau jawa sekitar abad ke 14.

Dikutip dari wikipedia,  Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu - Budha dalam budaya Niusantara  untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.

Sebagai simbol penyebar agama Islam di Pulau Jawa,  hingga kini  kesakralan nama Walisongo tidak pernah pudar. Walisongo tetap dianggap sebagai pemuka agama yang berkaromah luar biasa. Terbukti beratus tahun lamanya sejak wafat, makam para Walisongo ini tidak pernah sepi diziarahi oleh masyarakat muslim Indonesia terutama yang berdomisili di pulau jawa.

Makam Sunan Giri di Kabupaten Gresik salah satu makam Walisongo yang tidak pernah sepi. Apalagi jika anda berziarah pada Malam Jum'at dan akhir pekan. Bagi anda peziarah dari luar kota yang biasanya berkunjung bersama rombongan dengan bus, lokasi parkir akan sedikit jauh dengan makam. Namun ada alternatif kendaraan agar tenaga anda tidak habis untuk jalan kaki. Naik ojek salah satunya, namun lebih asyik jika mengendarai delman yang bisa dinaiki beberapa orang. Meski tahun 90-an masih banyak daerah yang memperbolehkan transportasi Delman, namun  kini keberadaannya sudah sangat langka. Di beberapa kota di jawa, alat transportasi ini hanya boleh beroperasi di lokasi wisata atau di taman hiburan. 


Saat tiba di area makam, anda harus menaiki puluhan anak tangga untuk menuju makam utama yaitu makam Sunan Giri. Inilah mengapa saya menyarankan bagi anda yang lokasi parkir kendaraannya ajuh untuk memanfaatkan fasilitas transportasi umum seperti ojek atau delman. Apalagi saya amati kebanyakan peziarah adalah Bapak - Bapak atau Ibu - Ibu dengan usia diatas 35 tahun, meski ada juga beberapa kelompok anak sekolah yang masih mengenakan seragam, atau pemuda usia 20-an. Saat menaiki tangga ini, suasana sejuk sangat terasa. Kanan kiri tangga adalah makam dan pohon beringin yang rindang. Oh iya, meski tempat bernama makam Sunan Giri, namun banyak makam lain juga yang kemungkinan kerabat atau murid - murid Sunan Giri  

Ada beberapa kursi yang disediakan untuk beristirahat sejenak jika ada yang keletihan. Dua arca benbentuk ular naga menyambut kita saat mencapai beberapa anak tangga bagian pertama. Ada cerita lain tentang arca ular naga tersebut, namun saat saya bertanya kepada teman yang menjadi guide saya, diapun menggeleng tidak tahu (lain kali kita bisa observasi lagi).


Setelah habis menaiki anak tangga, kita sudah sampai di area pemakamanan utama. Beberapa makam berhias batu putih pualam mengitari makam Sunan Giri. Ada mushola, tempat wudhu dan rak berisi surat Yasin dan Al-Qur'an yang bisa dipinjam bebas oleh para peziarah.Makam sunan Giri yang menjadi tujuan utama peziarah adalah sebuah makam yang dilindungi dengan sekat berlapis kain putih yang berada didalam sebuah rumah bermodel Joglo khas Jawa. Untuk masuk ke makam utama ini, peziarah harus bergantian karena hanya ada satu pintu yang bisa dilewati satu orang dengan terlebih dahulu menaiki beberapa anak tangga kayu. Setelah bisa masuk kesana biasanya para peziarah membaca surat Yasin atau bertahlil bersama mengelilingi makam. Tidak bisa berlama - lama demi toleransi kepada peziarah lain yang juga ingin masuk kedalam. Inilah acara inti mayoritas peziarah yang datang.



Keluar dari makam Sunan Giri, sebaikya tidak keluar dari jalan ketika kita masuk tadi. Berbelok ke sebelah kiri sangat disarankan. Kita akan menemui anak tangga juga namun dengan pemandangan yang berbeda. Disekitar kita saat menapaki tangga turun ini adalah kios - kios cendera mata yang lazim ada ditempat wisata. Setelah menuruni bebera anak tangga sampai melewati Kantor Desa Giri kita berbelok ke arah kanan yang juga berisi kios - kios pedagang, namun ada juga penjual berbagai makanan khas dan juga warung - warung makan. Bagi pelancong tentu oleh - oleh adalah satu hal penting yang tidak bisa dilewatkan sebagai kenangan dan buah tangan untuk keluarga dan kerabat yang menunggu kita pulang. Selesai berbelanja anda bisa keluar kembali lewat tangga utama yang terdapat arca ular naga yang saya sebut diatas tadi. Tidak perlu khawatir tersesat apalagi jika peziarah sedang padat, karena banyak petunjuk jalan yang memudahkan kita mengenali jalan.


Selain membayar parkir, sebenarnya tidak ada tarif tiket masuk yang dibebankan kepada peziarah. Namun sejak kita menaiki anak pertama tangga sudah banyak orang berusia lanjut yang duduk berurutan hingga puncak meminta - minta belas kasihan (saya tidak menemukan kalimat yg lebih enak dibaca) untuk menggugah peziarah mengulurkan rupiah. Di area utama makam pun kita tidak perlu membayar untuk bisa menggunakan fasilitas toilet atau berwudhu, namun ada beberapa kotak amal biaya perawatan makam. Pun demikian ketika melewati pintu keluar yang berisi kios cenderamata, masih rapi berjajar orang - orang yang menodongkan nampan meminta bantuan ke peziarah. Sebaiknya kita menyiapkan banyak pecahan uang idakuntuk bisa kita bagikan. Tidak ada yang salah dengan memberi, apapun motif dan kondisi peminta tetap berfikir positif saja agar ikhlas saat berderma. Bukankah memberi merupakan tindakan yang harus dibiasakan sebagai bentuk syukur atas berbagai kemudahan.

Jadi, jika anda berkunjung ke Gresik sempatkanlah ke Makam Sunan Giri. Bukan untuk berbuat syirik karena terlalu mengkultuskan para Wali, namun ini salah satu bukti sejarah Islam yang terjaga hingga kini. Belajar peka dan peduli terhadap sekitar dan tak kalah pentingnya adalah mengingat kematian yang pasti akan dialami semua makhluk Tuhan.





*foto menyusul ya kawan


2 comments: