Monday 12 December 2016

Teluk Love : Mencari Cinta di Teluk Payangan Jember

Sahabat Mbolang di Jember

Bekerja itu mengisi waktu disela liburan. Parah bener yak sloganku? hehehe. Sederhananya biar saat kerjaan mengharuskan keluar kota, pindah - pindah tempat kita tetep merasa bahagia. Karena hadiah langsung yang kita terima itu minimal merasakan ngopi di daerah yang kita tuju. Seperti  kedatanganku pertama kali ke jember yang langsung disambut temennya temenku yang baru kenalan via BBM dengan jamuan ngopi di cafe kolong. Di post lain akan aku ceitakan tentang cafe ter-famous di Jember ini ya. Di post kali ini yang mau aku ceritain perjalanan kami mencari cinta di sebuah teluk. Yups cinta memang harus dicari dan diperjuangkan, eh apaan sih ini udah mulai alay. hahahha

Setelah sebelumnya berkutat dengan pelatihan jauh - jauh di kota orang, maka menyempatkan mbolang itu pilihan tepat. Rabu pagi sehabis sarapan di hotel, aku langsung packing, checkhout di lobi nunggu jemputan temen - temen baru yang baru kenal kemarin malam. Sebenarnya sih nanti malam aku masih butuh nginep tapi pindah hotel yang lebih ramah kantong biar bisa beliin orang rumah oleh - oleh. Hihihi ini salah satu perubahanku sejak kembali kerumah sehabis lebaran kemarin. Kl pulang dari bepergian bawa something-lah pokoknya, kl jaman dlu dikost mah pulang cuma bawa  baju kotor.

Kira - kira jam 8 pagi meluncurlah kami dari Royal Hotel Jember menuju tujuan pertama yaitu Teluk Love di Payangan. Butuh waktu sekitar satu jam perjalanan ke arah selatan kota Jember. Melewati Stadion baru yang habis dipake acara Mata Najwa yang mendatangkan ribuan penonton itu juga. Cuma males lah ya turun cuma foto - foto tanpa ada event. Di tengah perjalanan kita berhenti sejenak makan nasi pecel tumpang di daerah Jenggawah. Oke saya cukup menyaksikan saja keseruan temen - temen saya makan krna udah kenyang sarapan dihotel barusan, dalam hati berkata "Madiun gudangnya pecel enak, smpe Jember makan pecel lagi, Tidak". Cukup terucap dalam hati sambil menikmati es jeruk.



Perjalanan kita lanjutkan lagi, jalan mulai mengecil dan didominasi persawahan di kanan kiri jalan, bukit sudah terlihat terhampar didepan. Gak ada berkilo - kilo meter  kami sudah masuk kampung nelayan. Hampir semua rumah yang kami  lewati sedang menjemur ikan atau terasi. Dan saya baru tahu jember  ternyata produsen terasi yang rasanya terkenal paling mantap. Ada ratusan brand trasi asal jember yang didistribusikan secara nasional dan mungkin juga masuk pasar ekspor. Teluk Payangan ini satu kawasan dengan tanjung papuma, gampang kok lokasinya di search di maps.

Sampai diujung kami baru parkir biar jalannya gak kejauhan. Sampailah di pintu masuk pendakian setelah melewati pasir hitam  yang panas dan deretan kapal nelayan. Sangat disarankan memakai sepatu ya kalau kesini, aku salah kostum pake sandal outdoor gitu karena pasirnya bener - bener panas dan kita juga bakal tracking yang butuh kenyamanan alas kaki.

Welcome
Sampai di gapura bukit suroyo kawasan teluk payangan, kita harus membayar tiket masuk seharga 5000 rupiah per orang, Harga tiket ini sudah termasuk free tongkat yang boleh dibawa tracking keatas dengan catatan harus dikembalikan ke tempat asal. Disini ada beberapa warung yang menjual air kemasan dan cemilan. Diatas sudah nggak ada yang jualan lagi loh ya, minimal bawalah air mineral dari sini. Tipe orang jarang olahraga kaya aku lumayan ngos - ngosan juga tracking di bukit ini, padahal cuma beberapa ratus meter.

Start


Butuh banyak kelokan untuk menemukan cinta ^_^

Belum ada jam sepuluh pagi kami memulai tracking di bukit Suroyo ini, tapi matahari bener - bener lagi gak diskon, panasnya luar biasa. Setelah beberapa saat berjalan, temen - temen saya yang petualang harus rela istirahat sebentar di gazebo yang disediakan karena saya udah payah dan butuh duduk sebentar.

Pemandangan di gazebo pertama kami berhenti ini indah banget. Laut biru membentang, jejeran kapal nelayan, bukit kecil diseberang. Ah surga deh pokoknya, kalau gak percaya kelak disurga saling bikin testimoni yah surga itu view nya kayak apa. Upss tulisanku bisa dituduh penistaan ini  nanti. Deskripsi mah kurang menjelaskan ya, simak aja view Teluk  Payangan yang disisipi kenarsisan kami.

View dari Gazebo pertama yang kami singgahi

Yey kita sampai puncak Asmara
Elvira akhirnya kefoto deh, sejak tadi dy yang mfoto terus

Di bukit ini jalan setapak yang dibuat itu dinamai dengan nama - nama berbau cinta - cintaan gitu deh, ada jalan galau, jalan kepastian, jalan cinta sejati, puncak asmara, puncak kasih sayang. Ah pokoknya begitulah, sekilas baca sambil jalan jadi gak begitu hafal. Ya wajar sih secara destinasi yang kita tuju memang dibranding dengan nama Teluk Love. Love yang bakal kita tuju ini indah kok gak menyakitkan. I can't stop laughing to my self when i am writing.

Mengejar waktu istirahat seperlunya saja kami di puncak asmara ini. Setelah beberapa jalan berkelok yang menanjak kita berhenti lagi di sebuah gazebo. Lupa deh ini puncak apaan. Di sekitar gazebo banyak semak belukar yang dihuni banyak kera. Jangan jahilin kera - kera ini ya kalau gak pengen dijahilin juga sama mereka. Dan ini penampakan dari gazebo kedua peristirahatan.

Boleh lah ya ini disebut bukit Nasionalis, Cinta Tanah Air Indonesia

Foto - foto sebentar dan istirahat disini kemudian kita melanjutkan perjalan ke tujuan utama kami, ada goa jepang yang bisa disinggahi sih sebenarnya cuma agak sedikit beda arah, jadi kami enggan mampr dulu dengan alasan menghemat waktu. Kayak apa sih destinasi utama yang kami tuju. Gak perlu dideskripsikanlah ya, cukup foto aja yang berbicara.

Teluk aja Love2an loh, kamu kapan ??

aku gak promosi ig orang ya, mgkn ini ig pengelola teluk love



Beneran falling love deh sama teluk love ini, siluet pesisir pantai sangat indah dilihat dari atas bukit. Oh iya sebenarnya ada tempat melihat teluk love ini lebih jelas, maksudnya bukan di tempat saya berdiri namun sedang diperbaiki karena habis longsor. Jadi tetap pertimbangan keamanan yang utama ya kalau bepergian kemana - mana, apalagi ditempat yang asing. Ngikut saja dengan peraturan dan orang yang lebih faham.

Jalan turun kembali relatif lebih mudah, effort nya tidak sebesar ketika menanjak tadi. Dekat view love ini lumayan lama kami chit chat gak jelas sambil makan dan minum bekal.


See you


Sampai dibawah kita beli es degan yang berbonus semangka segar plus godain abg yang beneran abg ya ini gaya pacarannya udah ngalah - ngalahin artis di infotaiment  atau ftv picisan. Ini aku yang tua dan kuper apa anak sekarang yang terlalu kekinian yah. Ah sudahlah, yang pasti lihat teluk cinta aja butuh perjuangan, apalagi menemukan cinta untuk berlabuh hati hingga akhir usia. ^_^




Terimakasih tak terhingga buat kakakku Nur Cholis yang bangga banget sekarang menjadi ayah satu anak. Baru kali ini aku ngerasa kamu berguna sebagai sahabat, memperkenalkan aku dengan sahabat  - sahabat baikmu yang juga sangat baik kepadaku. Mbak Gendis, Elvira dan Yanti yook kita lanjutkan perjalanan ke Papuma.


Simak ceritanya ditulisanku berikutnya ya.... Salam Cinta dari Teluk Cinta Buat Yang Tercinta



.




No comments:

Post a Comment