Tuesday, 12 May 2020

Covid 19, Masa Berdiam Sejenak Untuk Semakin Mensyukuri Nikmat

akhirnya bisa mengetik kembali di blog ini setelah sekian lama hibernasi. postingan terakhir awal tahun 2017 dan sekarang mei 2020. Lebih dari 3 tahun, 3 tahun yang tentunya sangat banyak cerita. menjadi mahasiswa s2 yang harusnya sudah selesai namun entah kenapa aku semalas itu menulis dan revisi tesis. Menikah diawal  2018, harus keguguran di mei 2018 hingga hamil lagi di bulan november dan melahirkan lelaki hebatku bernama Naka di agustus 2019. Awal 2019 kehilangan mbah yang sakit hanya beberapa hari di usia 86 tahun. Banyak bahagia meskipun pasti banyak drama yang cukup dijalani tanpa diratapi.

 Mei 2020, Masa dimana rebahan berarti perjuangan. Masa yang akan ditulis dalam sejarah peradaban, bagaimana partikel tak terlihat menumbangkan manusia, bagaimana bumi serasa melambat berputar, bagaimana ekonomi ambyar ( meminjam kosakata sang maestro yang baru saja berpulang).

Mei 2020, pertengahan bulan Ramadhan, suka cita biasanya terasa menjelang perayaan hari kemenangan, bahkan seringnya kebablasan.  Kini berbeda, sangat sangat berbeda. Masihsehat dan bisa bertahan hidup merupakan anugrah terbesar. Ngomongin hal - hal besar "ndakik - ndakik" nanti dululah, alam semesta belum berpihak.

Sebagai makhluk yang tak bisa mengendalikan semesta, yang tak bisa mengendalikan  apa yang diluar kemampuan kita, bersyukur dan berpikir tenang tentang mencari solusi alternatif carut marutnya rencana dan harapan lebih bijak dilakukan. Menyalahkan keadaan apalagi memaksakan keinginan justru akan menyakitkan. Bosan, seperti tak bisa berkembang, itu pasti banyak dirasakan. Namun, apakah kita tahu itu teguran Tuhan agar manusia tidak sombong bahwa pencapaiannya adalah hanya berkat  kegigihan dan kemampuannya saja. Semesta bekerja untuknya.

Ku amati sekitar, yang sebelumnya "merasa" besar kaget dengan keadaan. Sudah duduk manis di zona nyaman tiba - tiba hilang sandaran.


Dunia, yang abadi hanya ketidakpastian.