akhirnya bisa mengetik kembali di blog ini setelah sekian lama hibernasi. postingan terakhir awal tahun 2017 dan sekarang mei 2020. Lebih dari 3 tahun, 3 tahun yang tentunya sangat banyak cerita. menjadi mahasiswa s2 yang harusnya sudah selesai namun entah kenapa aku semalas itu menulis dan revisi tesis. Menikah diawal 2018, harus keguguran di mei 2018 hingga hamil lagi di bulan november dan melahirkan lelaki hebatku bernama Naka di agustus 2019. Awal 2019 kehilangan mbah yang sakit hanya beberapa hari di usia 86 tahun. Banyak bahagia meskipun pasti banyak drama yang cukup dijalani tanpa diratapi.
Mei 2020, Masa dimana rebahan berarti perjuangan. Masa yang akan ditulis dalam sejarah peradaban, bagaimana partikel tak terlihat menumbangkan manusia, bagaimana bumi serasa melambat berputar, bagaimana ekonomi ambyar ( meminjam kosakata sang maestro yang baru saja berpulang).
Mei 2020, pertengahan bulan Ramadhan, suka cita biasanya terasa menjelang perayaan hari kemenangan, bahkan seringnya kebablasan. Kini berbeda, sangat sangat berbeda. Masihsehat dan bisa bertahan hidup merupakan anugrah terbesar. Ngomongin hal - hal besar "ndakik - ndakik" nanti dululah, alam semesta belum berpihak.
Sebagai makhluk yang tak bisa mengendalikan semesta, yang tak bisa mengendalikan apa yang diluar kemampuan kita, bersyukur dan berpikir tenang tentang mencari solusi alternatif carut marutnya rencana dan harapan lebih bijak dilakukan. Menyalahkan keadaan apalagi memaksakan keinginan justru akan menyakitkan. Bosan, seperti tak bisa berkembang, itu pasti banyak dirasakan. Namun, apakah kita tahu itu teguran Tuhan agar manusia tidak sombong bahwa pencapaiannya adalah hanya berkat kegigihan dan kemampuannya saja. Semesta bekerja untuknya.
Ku amati sekitar, yang sebelumnya "merasa" besar kaget dengan keadaan. Sudah duduk manis di zona nyaman tiba - tiba hilang sandaran.
Dunia, yang abadi hanya ketidakpastian.
Sebuah Nama, Berjuta Cerita
Tuesday, 12 May 2020
Wednesday, 1 February 2017
Markobar : Martabak Aneka Rasa Dari Mas Gibran
Siapa yang tidak familiar dengan Markobar, Se Indonesia Raya minimal pernah mendengar nama ini. Yaiyalah secara ini usaha milik anak orang nomor satu di Indonesia kini yaitu Bapak Presiden Jokowi. Di awal - awal terpilihnya Jokowi, Markobar ini sering banget diliput media tentu saja sepaket dengan liputan tentang Chilipari yang juga katering milik mas Gibran, anak sulung presiden Jokowi.
Bagi yang belum tahu aja nih aku tulis lagi kalau Markobar itu singkatan dari Martabak Kota Barat. Maksudnya adalah martabak ini jualannya di daerah Kota Barat Solo. Ini asal muasalnya, tapi kini markobar selain memiliki beberapa cabang di Solo juga punya cabang diberbagai kota besar lainnya. Ada yang konsepnya cafe tersendiri ada juga yang masuk ke dalam mall. Kalau yang "asli" Markobar itu jualannya masih di kaki lima itu loh, di trotoar yang emang difungsikan sebagai pusat kuliner Solo ketika malam hari. Namun gak usah khawatir bagi yang disolo siang hari masih tetap bisa menikmati Markobar kok, emang ini yang akan aku ceritain.
Kita bikin per bagian ya pembahasannya, karena fokus kita ke makanannya maka kita bahas bahas dulu tentang Makobar itu sendiri dan menu pendampingnya, selanjutnya kita bahas harga terus yang terakhir kita bahas tempatnya. Oh iya Markobar yang aku review ini yang ada di gang samping Solo Grand Mall Slamet Riyadi ya.
Bagian Pertama, Tentang Rasa Markobar
ceileh judul ku berasa alay banget, tentang rasa bok, hahahha. Tapi ini bukan tetang rasa aku dan kamu ini tentang rasa martabak sesuai judul postingan ini. Martabak itu kan terbagi dua ya, kue nya itu sendiri atau martabaknya atau whatever you call deh dan toppingnya. Nah menurutku tidak ada yang spesial dari kue nya markobar ini. Kalau diameternya sih standar ya cuma kan markobar ini bukan tipe martabak yang dilipet dua gitu kaya yang sering kita temuin. dan lumayan tipis juga sih. Sifatnya juga yang kering gitu, gak berminyak atau bermentega dan kurang bolong - blong gitu deh kuenya. Duh pokoknya aku kurang ngerti isti;ah masak memasak tapi ya pokoknya begitu.
Nah yang membuat beda da istimewa memang toppingnya, Martabak yang kesannya cuma makanan pinggir jalan seolah - olah tuh jadi "naik kelas pas udah jadi Markobar ini. Toppingnya emang enak banget sih, mulai dari ceresnya, keju, green tea dan varian - varian coklat lainnya yang aku gak hafal misalnya aja delfi dan silverqueen. Kenapa aku gak hafal varian coklatnya apa saja, karena ketika disajikan tu udah kaya diparut gitu, ya iyalah masak coklat batangan. Maka dari itu aku gak ngerti bener2 yang aku makan slice dengan topping coklat apa aja. Pokoknya enak.
8 rasa premium |
8 rasa biasa |
Mungkin ini juga alasan kenapa kue nya markobar ini gak yang berminyak dan berlemak gitu, karena toppingnya udah heboh banget. Makan beberapa slice aja udah kenyang. Ini asumsiku aja loh ya.
Karena yang di samping SGM ini konsepnya cafe tentu menyediakan beragam minuman, mulai kopi, jus buah, squash sampe float. Makanan tambahan yang waktu itu tersedia cuma kentang goreng dan risol mayo. Untuk rasa ya standar aja sih berbagai minuman dan cemilan selain martabaknya ya. Sesuai lah dengan harganya. tidak yang ueak banget tapi juga tidak mengecewakan.
pedesnya menetralisir manisnya coklat |
kopinya enak kaya kopi di coffe toffe tapi ini dgn harga setengahnya aja gak ada |
Bagian kedua adalah tentang harganya.
Mahal atau murah itu relatif banget ya. Dibanding dengan martabak yang biasanya harga spesialnya 30ribuan bisa dibilang markobar ini mahal. Tapi kalau lihatnya dari toppingnya yang emang original enak ya sepadanlah ya harga dengan kualitas rasa yang kita nikmati. Aku sempeti nih foto harga lengkapnya. Ini untuk yang cabang samping SGM Solo ya, mungkin di cabang lain bisa berbeda.
Harga Martabak di Markobar |
Dan bagian terakhir yang kita bahas adalah tempatnya
Markobar samping SGM ini berkonsep cafe yang terkesan vintage. Aku gak bisa foto bangunannya secara keseluruhan karena gang didepan markobar waktu itu penuh dengan motor yang parkir dan kendaraan lewat. Dari depan sudah nampak kursi - kursi kecil kayu warna warni dan teras seperti toko - toko kue di film - film hollywod itu, hehehe. Masuk kedalem suasananya semakin vintage. Kursi dan meja yang tidak seragam, lampu penerangannya bertema warm yang teduh, trus yang membuat semakin menarik adalah banyaknya gambar - gambar dan tulisan bertema sarkas di temboknya, ehmmm grafiti apa mural sih namanya?
Kursi yang aku pilih adalah sofa untuk 4 orang di bagian paling depan dekat jendela. Selepas jalan - jalan duduk di sofa empuk dan bisa bersandar itu sudah surga.
Markobar SGM ini buka jam 12 siang, jadi pas kami dateng jam 12 lebih sedikit emang masih sepi. pengunjung pertama gitu deh ceritanya. tapi setelahnya banyak yg dateng, ada yg makan ditempat maupun take away. Karena datang terlalu awal, aku harus pending pesen kopi karena yang buat belum dateng, baru setengah jam kemudian ms nya nyamperi meja kita nawarin kopi sdh bs dipesan. Karena sepi jadilah kita yang emang narsisnya luar biasa langsung ambil hape dan posisi masing - masing untuk selfie. Aku post beberapa ya, tapi kalian lihatnya ke backgroundnya aja. Jangan gagal fokus ke aku nya. Huahahaha
Markobar samping SGM ini berkonsep cafe yang terkesan vintage. Aku gak bisa foto bangunannya secara keseluruhan karena gang didepan markobar waktu itu penuh dengan motor yang parkir dan kendaraan lewat. Dari depan sudah nampak kursi - kursi kecil kayu warna warni dan teras seperti toko - toko kue di film - film hollywod itu, hehehe. Masuk kedalem suasananya semakin vintage. Kursi dan meja yang tidak seragam, lampu penerangannya bertema warm yang teduh, trus yang membuat semakin menarik adalah banyaknya gambar - gambar dan tulisan bertema sarkas di temboknya, ehmmm grafiti apa mural sih namanya?
Kursi yang aku pilih adalah sofa untuk 4 orang di bagian paling depan dekat jendela. Selepas jalan - jalan duduk di sofa empuk dan bisa bersandar itu sudah surga.
sudut yang nyaman |
Suasana di Markobar |
Kasir dan dapur dibelakang kasir. Ada foto mas gibran tuh |
Markobar SGM ini buka jam 12 siang, jadi pas kami dateng jam 12 lebih sedikit emang masih sepi. pengunjung pertama gitu deh ceritanya. tapi setelahnya banyak yg dateng, ada yg makan ditempat maupun take away. Karena datang terlalu awal, aku harus pending pesen kopi karena yang buat belum dateng, baru setengah jam kemudian ms nya nyamperi meja kita nawarin kopi sdh bs dipesan. Karena sepi jadilah kita yang emang narsisnya luar biasa langsung ambil hape dan posisi masing - masing untuk selfie. Aku post beberapa ya, tapi kalian lihatnya ke backgroundnya aja. Jangan gagal fokus ke aku nya. Huahahaha
trio rempong |
ini di halaman depan markobar sehabis makan |
ini kalau dibungkus, bisa jadi oleh2 loh |
Dari ketiga pembahasan diatas, kesimpulanku sih markobar ini bukan yang sangat - sangat spesial dari rasanya. Memang unik dan berbeda gitu aja. Namun tempatnya asyik kok buat ngobrol - ngobrol sama temen atau mantan. Trus bagi kamu yang hits minimal check ini dan foto - foto disini tu sayang untuk dilewatkan. Bisa jadi salah satu tempat kuliner kalau kamu ada niatan berkunjung ke Solo. Mungkin kalau kamu beruntung pas mas gibran disini jadi bisa ketemu anak presiden RI.
Btw. mas gibran kalau baca ini kasih gift aku martabak yang 16 rasa ya ^_^
Subscribe to:
Posts (Atom)